Kasus Baru Infeksi COVID-19 di Shanghai Tembus 4.400: Warga Dilarang Keluar Rumah, 8 Juta Penduduk Ikuti Tes Massal
Ilustrasi lokasi tes COVID-19 massal di China. (Wikimedia Commons/David290)

Bagikan:

JAKARTA - Kota terpadat di China, Shanghai, memperketat fase pertama dari dua tahap penguncian COVID-19 pada Hari Selasa, meminta beberapa penduduk untuk tinggal di dalam rumah, kecuali telah dites COVID-19 karena jumlah kasus harian melebihi 4.400 kasus.

Penguncian yang diberlakukan oleh otoritas dengan membagi kota secara kasar di sepanjang Sungai Huangpu, memisahkan pusat bersejarah dari distrik keuangan dan industri timur Pudong untuk memungkinkan pengujian.

Sementara beban kasus Shanghai tetap rendah menurut standar global, rekor 4.381 kasus tanpa gejala dan 96 kasus bergejala pada Hari Senin, Shanghai menjadi tempat pengujian untuk strategi 'nol-COVID' China, ketika mencoba mengendalikan varian Omicron yang sangat menular.

Warga di sebelah timur Huangpu dikunci di kompleks perumahan mereka pada Hari Senin, tetapi sebagian besar diizinkan berkeliaran di dalamnya. Namun, pada Hari Selasa, tiga warga mengatakan kepada Reuters, komite lingkungan telah memberi tahu mereka idak lagi diizinkan untuk keluar dari rumah.

"Anak-anak masih piknik kemarin dan bersenang-senang," kata salah satu dari mereka, yang menolak disebutkan namanya, dengan alasan masalah privasi, melansir Reuters 29 Maret.

Rekaman drone yang diterbitkan oleh media pemerintah menunjukkan jalan-jalan kosong di bawah gedung pencakar langit distrik keuangan kota Lujiazui. Angkutan umum di timur telah ditutup dan semua kendaraan yang tidak disetujui diperintahkan untuk keluar dari jalan.

Sementara itu, Wu Qianyu, seorang pejabat di komisi kesehatan kota mengatakan pada sebuah pengarahan, 'permintaan yang jelas' telah dibuat kepada penduduk untuk tidak meninggalkan apartemen mereka, bahkan untuk membawa hewan peliharaan berjalan-jalan atau membuang sampah, selama tahap penguncian terkait tes COVID-19.

Dia mengatakan 8,26 juta tes dilakukan oleh sebanyak 17.000 personel pengujian di distrik-distrik kota yang terkunci pada Hari Senin.

"Sukarelawan berbagi kerja keras di garis depan pencegahan dan pengendalian epidemi, kita harus berterima kasih," ujar Wu.

Ada tanda-tanda frustrasi yang berkembang di media sosial China dan puluhan penduduk berbondong-bondong ke platform Weibo untuk mencari bantuan kerabat, dengan beberapa berjuang untuk mengakses layanan medis.

Diketahui, penduduk di barat kota telah menimbun di toko-toko dan pasar untuk mengantisipasi penguncian mereka mulai 1 April. Tetapi, jaringan hypermarket AS Costco Wholesale Corp, yang tokonya di Shanghai dalam beberapa hari terakhir dipadati pembeli, mengatakan akan tutup mulai Selasa, bersama dengan beberapa pusat kebugaran dan pusat perbelanjaan juga di distrik barat.

Meskipun China berpegang teguh pada rencananya untuk menghancurkan wabah, para ahli di luar negeri tetap skeptis tentang kemanjuran penguncian dalam menghadapi varian baru yang sangat menular.

"Jelas dari Australia dan di tempat lain di dunia, penguncian sama sekali tidak efektif terhadap Omicron, jadi perkirakan gelombang besar akan datang," jelas Adrian Esterman, pakar biostatistik di University of South Australia.