Kepulauan Solomon-China Jalin Kemitraan Keamanan, PM Selandia Baru: Sangat Memprihatinkan, Potensi Militerisasi Kawasan
PM Selandia Baru Jacinda Ardern. (Wikimedia Commons/US Embassy)

Bagikan:

JAKARTA - Selandia Baru sangat prihatin tentang kemungkinan militerisasi Kawasan Pasifik, menyusul keputusan Pemerintah Kepulauan Solomon untuk membentuk kemitraan keamanan dengan China, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pada Hari Senin.

Pemerintah Kepulauan Solomon mengkonfirmasi 'diversifikasi' hubungan keamanannya di luar Australia, memicu kekhawatiran Negeri Kanguru, Amerika Serikat dan Selandia Baru.

“Kami melihat tindakan seperti itu sebagai potensi militerisasi kawasan, melihat sangat sedikit alasan dalam hal keamanan Pasifik, untuk kebutuhan dan kehadiran seperti itu," kata PM Ardern kepada Radio NZ, ketika ditanya apakah dapat diterima kehadiran kapal militer China untuk transit di negara Pasifik, seperti melansir Reuters 28 Maret.

"Kami melihat ini sebagai hal yang sangat memprihatinkan," ucap PM Ardern.

Terpisah, pemimpin oposisi Kepulauan Solomon Matthew Wale mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi ABC, dia kecewa Australia tidak bertindak untuk menghentikan kesepakatan dengan China, setelah dia memperingatkan komisaris tinggi Australia atau duta besar tahun lalu.

Komisaris Tinggi Lachlan Strahan menanggapi pada Hari Senin, menulis di Twitter: "Australia telah menyampaikan keprihatinannya dengan (Kepulauan Solomon), tentang usulan perjanjian kerja sama keamanan Solomon-China secara teratur dan penuh hormat".

"Keluarga Pasifik adalah tempat terbaik untuk memberikan bantuan keamanan ke Kepulauan Solomon," tambahnya, dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dengan cepat "menyukai" tweet tersebut.

Terpisah, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan, dia akan berbicara dengan rekan-rekannya di Papua Nugini dan Fiji tentang masalah tersebut pada Hari Senin.

"Ini adalah masalah yang menjadi perhatian kawasan, tetapi tidak mengejutkan," tandasnya.

Sementara, Washington juga telah menyatakan keprihatinannya tentang China yang membentuk hubungan militer, dengan pejabat AS mengutip ini pada Bulan Februari sebagai alasan untuk membuka kembali Kedutaan AS di Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon.

Untuk diketahui, sebagai Negara Kepulauan Pasifik berpenduduk kurang dari satu juta orang, 2.000 km (1.240 mil) timur laut Australia, Kepulauan Solomon mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing dari Taiwan pada 2019, menandakan pengaruh China yang semakin besar di Pasifik.

Pulau utamanya adalah Guadalcanal, tempat pertempuran sengit antara pasukan Amerika Serikat dan Jepang pada tahun 1942-43.