JAKARTA - Pasukan penyerbu Rusia, yang sekarang perlahan-lahan maju menuju ibu kota Ukraina, Kyiv, mungkin mencoba membagi negara itu menjadi dua bagian, mirip dengan Korea Utara dan Selatan, kata seorang pejabat Ukraina, Minggu.
Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial, strategi tersebut dapat dihasilkan dari kegagalan Presiden Vladimir Putin, untuk "menguasai Kyiv dan menghapus pemerintah Ukraina."
"Ada alasan untuk percaya dia mungkin mencoba untuk memaksakan garis pemisah, antara wilayah yang diduduki dan tidak diduduki di negara kita. Faktanya, itu akan menjadi upaya untuk mendirikan Korea Selatan dan Utara di Ukraina," kata Budanov, dikutip dari Daily Sabah 28 Maret.
Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai, menyegel pembagian semenanjung mereka dengan perbatasan yang tidak bisa ditembus.
Perbatasan mereka adalah area seluas empat kilometer (2,4 mil) x 248 kilometer yang dikenal sebagai Zona Demiliterisasi (DMZ).
Rusia memberi isyarat awal pekan ini, mereka mungkin membatalkan tujuan perangnya untuk fokus di Ukraina timur, setelah gagal mematahkan perlawanan negara itu dalam sebulan pertempuran dan serangan terhadap warga sipil.
"Para penyerbu akan mencoba mendirikan beberapa negara kuasi sebagai alternatif untuk Ukraina merdeka," ungkap Budanov.
"Kita dapat melihat upaya untuk membentuk pemerintah lokal 'paralel' di daerah yang diduduki dan memaksa orang untuk menyerahkan mata uang Ukraina," tambahnya.
Budanov mengatakan, Rusia mungkin mencoba menggunakan status wilayah pendudukan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi.
BACA JUGA:
Diketahui, serangan Moskow selama sebulan terhadap tetangganya yang pro-demokrasi sebagian besar terhenti tanpa kemajuan besar baru-baru ini, dengan pasukan Ukraina mampu melakukan serangan balik di beberapa tempat.