Seperti Apa Bentuk Teknologi Kehutanan 4.0 yang Mau Diterapkan di IKN?
Desain Istana Negara di IKN Nusantara Kalimantan Timur. (Instagram @Nyoman_Nuarta)

Bagikan:

JAKARTA - Pelaksana Tugas Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Arifin Rudiyanto berharap, teknologi 4.0 untuk kehutanan dapat diterapkan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Seperti apa bentuknya?

"Insyaallah teknologi 4.0 untuk kehutanan ini akan sangat baik apabila dapat diterapkan dalam pengembangan ibu kota Nusantara sebagai forest city (kota hutan). Tentunya dalam pencapaian target tersebut, perlu upaya kolektif dan dukungan dari multi pihak untuk bersama-sama melestarikan hutan dan meningkatkan peranan hutan dalam pembangunan berkelanjutan," ucap Arifin Rudiyanto dalam Seminar Nasional Transformasi Digital Mendukung Inovasi Kehutanan 4.0 untuk Ekonomi Hijau dan Penyelamatan Bumi di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Kamis 24 Maret dikutip dari Antara.

Ia mengatakan kehutanan 4.0 bertujuan mengoptimalkan pengelolaan hutan secara berkelanjutan melalui penerapan teknologi kehutanan.

Teknologi 4.0 dimanfaatkan sebagai akselerator dalam mengelola hutan sehingga mampu mewujudkan perencanaan dan pengambilan data berbasis digital, manajemen dan pemantauan yang lebih presisi sehingga dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan hutan, khususnya untuk kegiatan produksi.

Arifin menuturkan pelibatan pemerintah, nonpemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan mitra pembangunan menjadi krusial untuk mendukung pengelolaan kehutanan 4.0 secara holistik dan terintegrasi.

Menurut dia, saat ini teknologi 4.0 belum secara masif diterapkan di beberapa bidang pembangunan di Indonesia, terutama bidang kehutanan.

Di sisi lain, kegiatan pengelolaan hutan memerlukan terobosan-terobosan kebijakan berbasis teknologi yang dapat membantu menyelesaikan masalah tata kelola hutan saat ini.

Kegiatan pengelolaan hutan juga memerlukan data dengan cakupan wilayah geografis yang luas, terintegrasi pada semua level pengelolaan dan harus tersedia dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu, diperlukan perangkat digital untuk memungkinkan pengelolaan hutan yang lebih efektif melalui data-data akurat yang dapat membantu pemahaman terhadap fenomena yang terjadi.

Arifin mengatakan Indonesia telah melalui dua tahapan dalam menuju target pengelolaan kehutanan 4.0. Fase pertama berupa identifikasi kebutuhan sektor kehutanan dan potensi teknologi serta pengembangan peta jalan.

Fase kedua pelaksanaan pengembangan sumber daya kehutanan 4.0 terkait dengan teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia, serta secara bertahap melakukan diseminasi hasil penelitian dan berkontribusi terhadap pelestarian hutan.

Pengembangan teknologi dan sistem informasi dapat mendukung kemampuan memantau ekosistem hutan, menciptakan diseminasi hasil penelitian dan berkontribusi terhadap pelestarian keanekaragaman hayati.