JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan akhir pekan ini masih tertekan. Rupiah dibuka melemah 0,01 persen ke level Rp14.892 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat 25 September.
Rupiah semakin melemah setelah perdagangan berjalan 30 menit. Pantauan VOI pada pukul 09:30, rupiah melemah 0,08 persen ke level Rp14.903 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, sebenarnya sentimen penguatan dolar AS terlihat berkurang pagi ini setelah pasar mulai kembali masuk ke bursa saham AS yang mendorong kenaikan indeks saham AS semalam.
"Pagi ini indeks saham Asia juga terlihat bergerak menguat mengikuti sentimen tersebut," jelas Ariston kepada VOI.
Hal ini menurutnya bisa membantu penguatan nilai tukar regional termasuk rupiah terhadap dolar AS. Berita terbaru menyebutkan Partai Demokrat AS bersiap mengajukan proposal stimulus sebesar 2,4 triliun dolar AS untuk dinegosiasikan dengan rivalnya.
"Paket stimulus fiskal kedua AS ini sangat ditunggu pasar dan menjadi berita positif karena banyak ekonom mengatakan pemulihan ekonomi AS akan terganggu bila tidak ada stimulus lagi karena kondisi pandemi masih berlangsung," ujarnya.
Hingga pukul 09:00 WIB, sebagian besar mata uang di kawasan Asia Pasifik berhasil berada di zona positif. Peso Filipina menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,25 persen.
Disusul baht Thailand dan yuan China yang sama-sama menguat 0,23 persen terhadap dolar AS. Berikutnya ada won Korea Selatan yang juga terangkat 0,23 persen.
Kemudian dolar Taiwan terapresiasi 0,13 persen dan dolar Singapura menanjak 0,09 persen. Diikuti ringgit Malaysia yang naik tipis 0,08 persen.
Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah melemah 0,08 persen. Sedangkan dolar Hong Kong bergerak stabil dengan kecenderungan menguat tipis pada perdagangan pagi ini.