JAKARTA - Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kejahatan di dunia digital kian meningkat. Tercatat ada 1,3 miliar serangan siber terjadi sepanjang Januari-November 2021.
Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi-BSSN, Brigjen TNI Dominggus Pakel mengatakan, saat ini manusia tergantung kepada sistem atau teknologi bukan sebaliknya. Untuk itu, kata dia, perlu ada landasan agar tidak kebablasan.
“Walaupun perkembangan teknologi begitu cepat dan massif serta serangan siber bertubi-tubi ketika kita punya dasar yaitu pancasila sebagai dasar negara yang mengikat dan mempersatukan kita, saya anggap ini clear,” kata Dominggus dalam keterangan resmi, Selasa, 22 Maret.
Negara lanjutnya hadir memberikan perlindungan dengan konsep strategi keamanan siber nasional untuk menjamin keamanan ruang siber, sistem dan informasi nasional, serta melindungi seluruh rakyat, tumpah darah, dan nilai-nilai kehidupan bangsa. Selain itu juga untuk melindungi ekosistem perekonomian digital nasional demi tercapainya pertumbuhan dan inovasi.
“Membina kekuatan dan kemampuan keamanan siber Indonesia yang andal dan berdaya tangkal dan memajukan kepentingan nasional keamanan siber Indonesia dan mendukung terciptanya ruang siber global yang terbuka, aman, stabil, dan bertanggung jawab,” ujar dia.
Dalam kesempatan ini, dia mengatakan terjadinya serangan siber, terjadinya simpul-simpul diantara beberapa komunitas, maka disitulah tanggungjawab dan tugas BSSN untuk memberikan rekomendasi pada setiap stakeholder terkait untuk meningkatkan kualitas, kehandalan dari infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak, termasuk sumber daya manusia.
“Bahwa program untuk pemulihan jika terjadi serangan perlu dilakukan bersama baik dari BSSN maupun Kominfo dan kami bekerjasama dengan seluruh Lembaga Kementerian terkait,” tandasnya.
BACA JUGA:
Melihat itu semua, R17 Group sebuah perusahaan yang berfokus pada keamanan siber dan mengembangkan bisnis pelanggan dengan melakukan transformasi digital. Hal ini tertuang dalam acara #R17PodcastShow dengan tema “Ensuring The Security of Digital Ecosystem in Indonesia”.
"R17 Podcast Show merupakan wadah komunikasi dua arah untuk membahas isu-isu terkini mengenai perkembangan bisnis dan teknologi yang dituangkan dalam bentuk hybrid event," kata Deputy CEO R17 Group, Hengky Witarsa.
"Diharapkan R17 Podcast Show bisa memberikan kontribusi untuk pertumbuhan dan keamanan siber di Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, R17 Group juga meluncurkan sebuah platform yang menjual produk-produk digital yaitu DIMENSY.
Sementara Chief Of Technology Officer R17 Group, M Irfan Jambak menjelaskan secara detail terkait pencegahan jika terjadi ancaman. Pertama adalah dari sosok individunya, memang kata dia tidak semua ingin menganggu tapi hanya ingin menunjukan bahwa dirinya expert.
“Tapi jika sudah berhasil masuk, bahwa itu tidak aman. Tentu kita harus aware, bahwa sistem yang kita punya sangat rentan. Kita harus segera menutup celah tersebut,” ujarnya.
Sejauh ini sesuai data yang ada serangan terhadap dunia digital sangat banyak, ada sekitar miliaran serangan. R17 Group mencoba untuk membuat system security digital. Tapi kata Irvan masih dalam tahap internal.
“Kita akan coba kembangkan, mungkin butuh 1-2 tahun untuk menjadi sebuah produk,” tandasnya.