JAKARTA - Organisasi hak asasi internasional yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Human Rights Watch mendesak pihak berwenang Ukraina untuk menghormati hak-hak tawanan perang, berhenti mengunggah video tentara Rusia yang ditangkap di media sosial.
"Pihak berwenang Ukraina harus berhenti mengunggah di media sosial dan aplikasi pengiriman pesan video tentara Rusia yang ditangkap, memperlihatkannya ke publik, khususnya yang menunjukkan mereka dihina atau diintimidasi," kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situsnya, dikutip dari TASS 18 Maret.
"Perlakuan seperti itu terhadap tawanan perang atau POW, melanggar perlindungan di bawah Konvensi Jenewa, yang dimaksudkan untuk memastikan perlakuan yang bermartabat terhadap kombatan yang ditangkap di semua sisi," tegas pernyataan itu.
Pada 10 Maret, Human Rights Watch mengirim surat kepada Dinas Keamanan Ukraina dan Kementerian Dalam Negeri, "untuk menyatakan keprihatinan tentang saluran media sosial dan situs web yang dikelola pemerintah, yang mengunggah gambar dan video tawanan perang.
Human Rights Watch menanyakan langkah apa yang akan diambil pihak berwenang, untuk memastikan tawanan perang diperlakukan sesuai dengan Konvensi Jenewa".
"Hingga 16 Maret, Human Rights Watch masih menunggu jawaban," sebut organisasi tersebut.
"Platform media sosial juga harus mengklarifikasi apakah dan bagaimana video tawanan perang yang tidak sesuai dengan Konvensi Jenewa, termasuk dalam kebijakan mereka yang ada dan, jika perlu, mengembangkan kebijakan baru untuk mengidentifikasi dan menekan penyebaran konten semacam itu," papar Human Rights Watch.
Terpisah, komisaris hak asasi manusia Rusia Tatyana Moskalkova mengatakan bahwa dia siap untuk berpartisipasi dalam format apa pun dalam pekerjaan untuk mengembalikan tawanan Rusia dari Ukraina, Selasa lalu.
BACA JUGA:
Dia mengatakan bahwa, banding dari kerabat mereka menunjukkan bahwa mereka diintimidasi dan diperas.
"Secara khusus, mereka dipaksa untuk mengambil bagian dalam demonstrasi anti-Rusia di bawah ancaman dipukuli atau dibunuh," tukas Moskalkova.
Ditambahkannya, pada awal Maret dia menghubungi Komite Internasional Palang Merah dan kantornya di Ukraina, dengan permintaan untuk mengunjungi tawanan perang Rusia dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Sebelumnya, ombudsman mengatakan dia memiliki informasi tentang insiden perlakuan kejam dan tidak manusiawi terhadap prajurit Rusia yang ditangkap di Ukraina.