JAKARTA - Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield memaparkan fakta mengerikan dalam Pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Krisis Kemanusiaan di Ukraina. Situasi yang digambarkan di kota-kota Ukraina begitu mengerikan ketika mayat-mayat bergelimpangan.
"Wartawan AP di lapangan menunjukkan kepada dunia kuburan massal di Mariupol – parit sempit yang dipenuhi mayat anak-anak," ucap Linda Thomas-Greenfield seperti di dalam video yang dilihat redaksi, Jumat 18 Maret.
Linda Thomas-Greenfield bilang, pejabat-pejabat di Ukraina sudah meminta kepada warga-warga supaya jangan ada yang pernah mengevakuasi mayat-mayat bergelimpangan di jalanan. Evakuasi saja jangan, apalagi sampai menggelar pemakaman.
"Karena terlalu berbahaya dengan bom dan peluru untuk mengadakan pemakaman," lanjut dia lagi.
Jutaan orang secara bergelombang sudah pergi meninggalkan Ukraina. Menciptakan krisis kemanusiaan yang sangat serius dengan dominasi pengungsi ini kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
"Mereka memasukkan hidup mereka ke dalam ransel dan meninggalkan rumah mereka dan semua yang mereka ketahui. Hari ini, banyak dari mereka tahu bahwa gedung apartemen dan jalan-jalan mereka telah dibom menjadi puing-puing. Dan kengerian berlanjut bagi mereka yang tetap tinggal di Ukraina," ucapnya dengan nada bicara yang sangat serius.
"Saya baru saja bertemu dengan para pemimpin masyarakat sipil Ukraina. Mereka melaporkan bahwa orang-orang yang berdiri di barisan roti, berusaha mendapatkan makanan untuk memberi makan keluarga mereka, ditembak mati oleh tentara Rusia. Mereka melaporkan teror – teror yang dilakukan Rusia di seluruh Ukraina pada rakyat Ukraina," lanjut dia lagi.
"Presiden Putin: Hentikan pembunuhan itu. Tarik pasukan Anda. Tinggalkan Ukraina sekali dan untuk selamanya," tegasnya.
BACA JUGA:
Sistem kesehatan Ukraina 'tertatih-tatih' kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sementara serangan terhadap fasilitas medis memaksa badan PBB untuk mempertimbangkan kembali penempatan tim darurat karena kekhawatiran akan keamanan.
Dr Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan kesehatan sekarang menjadi target permusuhan dan "menjadi bagian dari strategi dan taktik perang".
Pada tahun 2022 saja, WHO mengatakan telah memverifikasi 89 serangan terhadap kesehatan secara global, termasuk 43 di Ukraina dalam tiga minggu sejak Rusia meluncurkan invasinya.
"Kami bekerja sangat keras dengan banyak mitra untuk mendapatkan tim medis darurat di lapangan. Tapi bagaimana kita bisa menempatkan tim medis darurat di lapangan, jika fasilitas yang mungkin ingin mereka dukung akan diserang dan akan dibom, akan mengalami kerusakan besar?" tanya dr. Ryan dikutip dari The National News 18 Maret.