JAKARTA - Pemerintah Australia mengumumkan pemberlakuan sanksi terhadap 33 oligarki dan pebisnis Rusia pada Hari Senin, termasuk pemilik Chelsea Football Club Roman Abramovich dan CEO Gazprom Alexey Miller, terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan, Australia mendukung langkah-langkah Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Uni Eropa dan Selandia Baru untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang penting Rusia.
"Banyak dari oligarki ini telah memfasilitasi atau mendapat manfaat langsung, dari tindakan ilegal dan tidak dapat dipertahankan Kremlin di Ukraina sejak 2014. Dalam beberapa kasus sanksi juga mencakup anggota keluarga dekat," terang Menlu Payne, melansir Reuters 14 Maret.
Sebelumnya, Australia telah memberlakukan sanksi terhadap politisi Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, anggota parlemen Rusia dan oligarki setelah invasi ke Ukraina.
"Ini adalah langkah luar biasa untuk memberikan sanksi kepada para pemimpin. Tetapi, ini adalah situasi yang luar biasa," kata Menlu Payne pada konferensi pers akhir Februari lalu.
"Vladimir Putin memiliki kekuatan pribadi yang tak tertandingi atas negaranya dan dia telah memilih untuk berperang melawan tetangga yang tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia. Karena dia ingin membalikkan sejarah dan mengambil kebebasan dan demokrasi yang dipilih rakyat Ukraina untuk diri mereka sendiri," paparnya.
BACA JUGA:
Dalam sanksi yang diumumkan sebelumnya, Menlu Payne mengatakan Australia akan menargetkan 339 anggota Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia dan delapan oligarki. Langkah-langkah baru tersebut mengikuti serangkaian sanksi Australia yang diumumkan terdahulu.
"Prioritas langsung berikutnya adalah melanjutkan sanksi terhadap lingkaran dalam Vladimir Putin dan industri pertahanan Rusia," tandas Menlu Payne ketika itu.