Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan permasalahan dalam pengelolaan sampah bisa diatasi dengan penggunaan teknologi. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF) yang saat ini sedang tahap pembangunan bisa menjadi solusinya.

"Di Jakarta ini tidak kurang terdapat sampah 7800 ton per hari. Ini sedang kita upayakan penanganannya, dengan membangun ITF, tempat pengelola sampah berskala besar dan beberapa yang berskala kecil," ujar Riza kepada wartawan, Sabtu, 12 Maret.

Nantinya, berbagai jenis sampah seperti sampah rumah tangga dan lainnya akan dipilah. Kemudian, dijadikan bahan baku ITF.

Menurut Riza, pengelolaan sampah dengan cara ini sudah diterapkan di banyak negara maju. Jakarta pun ingin mengadopsi cara itu sebagai salah satu solusi.

"Teknologinya tentu teknologi canggih dalam pengelolaannya. Menggunakan proses dan teknologi sebagai mana yang digunakan di negara-negara maju," ungkapnya.

Diperkirakan pembangunan ITF akan rampung dua atau tiga tahun ke depan. Sehingga, untuk saat ini masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam membuang sampah.

"Masyarakat juga mulai memilah dan mengelompokkan sampah, dibuang di tempat terpisah dengan pengelolaannya," kata Riza.

Pembangunan ITF sendiri sebenarnya sudah sejak lama dicanangkan di DKI Jakarta.  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan groundbreaking fasilitas ITF di Sunter pada 20 Desember 2018.

ITF Sunter ini disebut-sebut Gubernur DIKI Jakarta Anies Baswedan, berfungsi untuk mengurangi beban sampah yang ada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan juga menjadi penghasil tenaga listrik.

Proyek ITF Sunter ini disebut-sebut sebagai salah satu tempat pengolahan sampah terbesar di dunia karena mampu mengolah 2.200 ton sampah.