DPR Sebut Indikator Indonesia Siap Masuk Endemi Diukur dari Teknologi
Penyemprotan disinfektan di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (4/6/2020). (Antara/M Risyal Hidayat)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR dari Partai Golkar Ridwan Hisjam mengatakan, teknologi merupakan indikator dalam masa transisi memasuki fase endemi. Menurutnya, Indonesia yang berencana mengubah status pandemi perlu mencermatinya.

“Kalau pendapat saya, kalau sudah masuk endemi, itu yang berperan adalah teknologi dan industri, ya itu saja. Karena endemi itu seperti penyakit yang dulu-dulu. Ada flu burung ataupun influenza,” kata Ridwan di Jakarta, Rabu 9 Maret, dikutip dari Antara.

Menanggapi kapan Indonesia bisa memasuki endemi, Ridwan menuturkan saat ini negara sedang berada dalam tahap transisi dari pandemi menuju endemi. Hanya saja, ada beberapa indikator yang berbeda-beda dan menjadi sebuah syarat masing-masing negara untuk masuk dalam endemi.

Bagi Indonesia, beberapa indikator itu ialah teknologi dan pengawasan lingkungan terutama udara di ruang publik. Negara harus cermat memperhatikan sirkulasi udara di seluruh lingkungan publik bahkan mulai dari lingkungan keluarga.

Sebab, rumah ataupun sebuah ruangan tertutup tidak memiliki ultraviolet dari sinar matahari yang dapat menghancurkan virus. Sehingga Ridwan menjelaskan setiap rumah membutuhkan bantuan dari teknologi agar dapat mencegah penularan virus lewat udara di dalam rumah.

Sebaliknya, teknologi dapat membuat berbagai aktivitas manusia di dalam ruangan menjadi lebih aman dengan ultraviolet buatan ataupun mesin yang dapat menghancurkan protein pada spike COVID-19.

Menurutnya, teknologi juga bisa melemahkan dan memberikan batasan pada COVID-19 yang memiliki daya tular cepat dan bersirkulasi di udara. Sembari manusia membentuk anti bodi melalui vaksin COVID-19.

“Seperti pada Eukalyptus Machine Air (EMA) yang kita luncurkan sekarang. Kita harapkan meskipun sudah memasuki endemi, manusia di Indonesia bisa merdeka, dalam artian dia tidak lagi menggunakan protokol kesehatan dan hidup normal seperti biasa,” ujarnya.

Sementara itu, agar tidak ada lagi virus baru ataupun penyakit baru yang muncul di masa depan, Ridwan meminta agar masyarakat mulai ikut menjaga kebersihan lingkungan yang dimulai dari memilah sampah berdasarkan jenisnya, seperti sampah kering, sampah basah dan daur ulang.

Dia berharap dengan mulai dari memilah sampah-sampah itu, masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit dan membuat sampah memiliki daya jual sehingga tak hanya terbentuk lingkungan yang sehat tetapi juga ekonomis.

“Biarkan batasan itu dikelola alam dan teknologi, tapi kita sekarang sedang dipenjara. Teknologi tidak berbuat apa-apa. Makanya negara harus bisa membuat terobosan untuk menyelesaikan masalah ini melalui teknologi,” tandasnya.