Bagaimana Jika Paslon Sudah Terapkan Protokol Kesehatan Tapi Diacuhkan Warga?
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Instagram RahayuSaraswati)

Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon wakil wali kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengaku dirinya sudah sekuat tenaga menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan kampanye fisik.

Namun, hal itu sangat sulit dilakukan. Bersasarkan pengalaman saat bertemu dengan warga Tangsel untuk memperkenalkan diri sebagai bakal calon, Sara mengaku pernah membatasi jumlah tamu undangan yang hadir. Sayangnya pembatasan itu tak diacuhkan masyarakat.

"Beberapa bulan ini, saya dan Pak Muhamad (bakal calon wali kota Tangsel) sudah mencoba menerapkan protokol kesehatan, itu sangat sulit. Walaupun yang diundang misalnya hanya 20 orang, tapi yang muncul bahkan bisa 100 orang," kata Sara dalam diskusi webinar, Jumat, 18 September.

Lebih lanjut, Sara juga mengaku kesulitan menolak masyarakat pendukungnya untuk tidak hadir ketika dirinya membuat acara dengan pembatasan jumlah pendukung, atau peserta kampanye yang hadir atau penerapan protokol kesehatan.

Pasalnya, jika hal itu dilakukan Sara khawatir akan dianggap sebagai orang yang tidak ramah dan justru kehilangan dukungan dari masyarakat.

"Kami sangat kesulitan sebagai paslon untuk menolak kehadiran mereka. Kalaupun acara menerapkan jaga jarak, tetap saja ada yang minta selfie bareng atau berjabat tangan. Kalau kita menolak, takutnya dikira sombong," tutur Sara.

Oleh sebab itu, Sara saat ini memiliki solusi melakukan pertemuan dengan para pendukung secara virtual atau daring. Ia juga telah menyediakan nomor ponsel untuk layanan pengaduan serta penampung aspirasi warga Tangsel.

Namun, bentuk kampanye secara daring tersebut, diakui Sara, kurang efektif. "Itu kita berikan alternatifnya. Tetapi jujur, itu sangat membatasi gerak kami, karena tidak semua orang terbiasa untuk menggunakan media sosial apalagi lewat online," jelas dia.