JAKARTA - Lombok Ocean Care (LOC) bilang, sampah di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menjelang ajang MotoGP Mandalika membutuhkan perhatian serius. Bayangkan saja, dalam sehari sampah yang ada bisa mencapai 1,4 ton.
"Kawasan pariwisata Senggigi saat ini butuh perhatian semua pihak untuk membersihkan sampah," kata Ketua LOC, Christine Sakinah Nauderer di Mataram, Selasa 8 Maret dikutip dari Antara.
Angka tersebut, kata dia, berdasarkan hasil kegiatan "World Clean Up Day" pada September 2021, yakni sampah organik yang dikumpulkan 900 kilogram, sampah nonorganik 400 kilogram, sampah di laut 85 kilogram.
"Puntung rokok saja terkumpul 35 kilogram. Ini berbahaya kalau dibuang ke laut dan dimakan oleh ikan," katanya.
Menurutnya, jumlah sampah di kawasan Senggigi tidak bisa dihitung, bahkan bisa lebih satu ton jika dikumpulkan. "Bisa dibayangkan ketika belum pernah dibersihkan dari akhir bulan 2021 sampai awal 2022," katanya.
Banyak faktor yang menyebabkan kondisi kawasan Senggigi suram selain dampak pandemi COVID-19. Perhatian pemerintah maupun pelaku usaha dan wisata serta warga kurangnya partisipasi terhadap kondisi lingkungan seperti sampah yang saat ini kurang diperhatikan.
BACA JUGA:
"NTB dikenal dengan wisata halal, namun kondisi kebersihan dari sampah organik maupun nonorganik kurang diperhatikan. Padahal kebersihan itu akan membuat wisatawan akan jadi nyaman untuk berkunjung," katanya.
Untuk itu, LCO bersama komunitas lainnya akan menyelenggarakan "Senggigi Clean Up" pada 13 Maret dalam rangka mendukung dan menyukseskan ajang MotoGP Mandalika.
Selain itu, kegiatan itu bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat setempat dan NTB umumnya. Beberapa titik tempat sampah yang butuh dibersihkan itu adalah di sepanjang jalan kawasan Senggigi. Selain itu, beberapa sampah yang ada di muara sungai dan sepanjang pantai.
"Mereka akan bisa terinspirasi dan lebih peduli pada alam dan lingkungan," katanya.
Dengan adanya kegiatan tersebut secara rutin, ke depan destinasi wisata Senggigi akan menjadi lebih bersih dan tetap menjadi destinasi wisata turis domestik dan luar negeri.
"Kita berharap kepada semua pelaku wisata ikut berpartisipasi dan menjaga lokasi mata pencarian kita," katanya.