Indonesia Dukung Resolusi PBB Tuntut Rusia Hentikan Invasi ke Ukraina, Wamenlu AS Bilang Terima Kasih
Wamenlu AS, Wendy R. Sherman, mengucapkan terima kasih kepada Indonesia. (Dok. Havard Kennedy School)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia termasuk dalam 141 negara anggota yang mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut Rusia menghentikan invasi di Ukraina. Langkah pemerintah Indonesia ini mendapatkan apresiasi dari Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Wendy R. Sherman.

Sherman mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang turut mendukung segera dihentikannya invasi Rusia. Ucapan terima kasih itu disampaikan Wamenlu AS ke Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, melalui sambungan telepon, Rabu, 2 Maret.

Dalam keterangan Kedutaan Besar AS seperti dilansir Antara, Kamis, 3 Maret, Sherman mengecam serangan Rusia itu saat berbicara dengan Retno. Dia menyebut serangan Rusia ke Ukraina direncanakan, tidak beralasan, dan tidak dibenarkan terhadap Ukraina.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 141 negara anggota PBB memberikan dukungan terhadap resolusi yang menuntut Rusia mengakhiri serangannya ke Ukraina. Dilansir dari akun Twitter NBC News, ada lima negara anggota yang menolak resolusi. Sedangkan 35 negara memilih abstain.

"Resolusi Majelis Umum PBB hari ini mencerminkan kebenaran yang sesungguhnya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterrres melalui akun Twitter resminya, Rabu.

"Masyarakat dunia ingin agar penderitaan yang dialami oleh korban dari serangan di Ukraina tersebut segera berakhir," kata Guterres.

Sementara itu, Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid menegaskan, resolusi tersebut menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militer dari wilayah Ukraina di dalam perbatasan yang diakui secara internasional.

"Saya bersama dengan negara-negara anggota (PBB) ingin menyuarakan kekhawatiran kami terhadap 'laporan tentang serangan di sejumlah fasilitas sipil seperti permukiman, sekolah dan rumah sakit, serta serangan terhadap warga sipil, termasuk perempuan, lansia, dan penderita disabilitas serta anak-anak'," katanya, mengutip teks yang ia baca pada Rabu, berdasarkan laporan di situs resmi PBB.