Resolusi DK PBB Soal Ukraina Rancangan Rusia Layu Sebelum Dibahas: Dibayangi Penolakan, Inggris dan AS Bilang Tidak
Ilustrasi rapat Dewan Keamanan PBB. (Wikimedia Commons/UNSomalia)

Bagikan:

JAKARTA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) direncanakan bakal menggelar pemungutan suara, terkait seruan yang dirancang Rusia untuk akses bantuan dan perlindungan sipil di Ukraina, tetapi para diplomat mengatakan tindakan itu akan gagal karena tidak mendorong diakhirinya pertempuran atau penarikan pasukan Rusia.

Rancangan resolusi, dilihat oleh Reuters, juga tidak membahas pertanggungjawaban atau mengakui invasi Rusia terhadap tetangganya.

Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward menggambarkan ini sebagai 'kelalaian mencolok' dalam sebuah video yang diunggah di Twitter pada Hari Selasa, mengatakan Rusia bermain gim. Dia mengatakan, Inggris tidak akan memilih rancangan teks Rusia.

"Resolusi mereka menyerukan agar pihak-pihak menghormati hukum humaniter internasional, tetapi mengabaikan fakta bahwa Rusia melakukan kejahatan perang," katanya, melansir Reuters 17 Maret.

"Ini adalah invasi dan tindakan mereka yang mendorong krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung ini," tandasnya.

Sebuah resolusi Dewan Keamanan membutuhkan setidaknya sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh Rusia, Cina, Inggris, Prancis atau Amerika Serikat untuk diadopsi. Para diplomat mengatakan, langkah Rusia akan gagal karena sebagian besar dari 15 anggota kemungkinan akan abstain.

"Kami tidak akan memberikan kepercayaan pada upaya Rusia untuk menghindari akuntabilitas, tanggung jawab, dan kesalahan atas agresi mereka yang tidak beralasan," papar Olivia Dalton, juru bicara misi AS untuk PBB.

Rusia mengajukan teks tersebut setelah Prancis dan Meksiko menarik dorongan mereka sendiri, untuk resolusi dewan tentang situasi kemanusiaan Ukraina karena mereka mengatakan itu akan diveto oleh Moskow.

Mereka malah berencana untuk memasukkannya ke pemungutan suara di Majelis Umum beranggotakan 193 orang, di mana tidak ada negara yang memiliki hak veto.

"Kami mengatakan sejak awal, bahwa kami akan siap untuk mengadopsi resolusi kemanusiaan pada situasi di Ukraina, asalkan ini bukan penyamaran untuk menyalahkan dan mempermalukan Rusia lagi," terang utusan Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.

Resolusi Dewan Keamanan yang dirancang Rusia "menuntut agar warga sipil, termasuk personel kemanusiaan dan orang-orang dalam situasi rentan, termasuk perempuan dan anak-anak dilindungi sepenuhnya." Ini juga menyerukan akses bantuan yang aman dan tanpa hambatan dan untuk perjalanan yang aman dari orang-orang keluar dari Ukraina.

Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh Moskow menyerang warga sipil tanpa pandang bulu. Ribuan orang telah tewas selama invasi Rusia, yang dimulai pada 24 Februari, sementara lebih dari tiga juta jiwa telah mengungsi.

Diketahui, Rusia menyebut aksi militernya di Ukraina sebagai operasi militer khusus. Ia menyangkal menyerang warga sipil dan mengatakan serangan udara, darat dan laut dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina.

Dewan Keamanan PBB juga akan bertemu pada Kamis untuk diberi pengarahan tentang Ukraina, kata para diplomat, atas permintaan Amerika Serikat, Albania, Inggris, Prancis, Irlandia dan Norwegia.