Bagikan:

JAKARTA - Koordinator Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Endang Sri Melani mengaku tak menemukan pengobatan ketergantungan narkoba terhadap para penghuni kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin.

Padahal tempat ini disebut-sebut sebagai tempat rehabilitasi bagi masyarakat yang mengalami ketergantungan narkoba. Temuan ini disampaikan Endang di dalam konferensi pers 'Catatan Kekerasan Kerangkeng Manusia di Kediaman Bupati Langkat Nonaktif' yang ditayangkan di YouTube Humas Komnas HAM RI.

"Tidak ditemukan adanya materi atau pengobatan rehabilitasi ketergantungan narkoba bagi penghuni kerangkeng termasuk juga di dalamnya adalah penanganan atau treatment terhadap pengguna narkoba," kata Endang, Rabu, 2 Maret.

Endang mengatakan para penghuni sebenarnya justru dipekerjakan tidak hanya di pabrik milik Terbit dan keluarganya atau di kebun sawit tapi menjadi juru parkir, membersihkan pabrik, mengangkut buah sawit, dan pekerjaan lainnya.

"Bahkan para penghui juga dijadikan buruh bangunan untuk membangun rumah milik Terbit Rencana, termasuk juga di antaranya menguruk tanah di sekitar lokasi kerangkeng," ujarnya.

Meski sudah melakukan pekerjaan ini, para penghuni tidak mendapatkan upah apapun. Mereka juga tak mau menolak karena takut mendapat tindak kekerasan dari pengurus kerangkeng.

Lebih lanjut, Komnas HAM mengungkap para penghuni memang mendapat layanan kesehatan dari puskesmas setempat di mana kepala fasilitas kesehatan ini masih keluarga Terbit. Adapun keluhan yang disampaikan adalah gatal-gatal, masuk angin, pusing, bisul dan juga kesulitan tidur yang kemudian diberikan obat generik.

"Terkait dengan akses pelayanan kesehatan, kami mendapatkan temuan bahwa memang ada layanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas secara berkala satu sampai dua kali dalam seminggu," ungkap Endang.

Sebenarnya, dari pemeriksaan ini petugas kesehatan kerap menemukan luka di bagian tubuh para penghuni. Namun, karena ketakutan, mereka kerap menutupinya dengan alasan lain.

"Mereka mengaku hanya luka tersebut akibat jatuh maupun akibat kerokan karena masuk angin," pungkasnya.