Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Sumbangkan Gajinya untuk Bantu Ukraina
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Wikimedia Commons/總統府)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengumumkan pada Hari Rabu, jika dirinya bersama Wakil Presiden William Lai dan Perdana Menteri Su Tseng-chang masing-masing akan menyumbangkan gaji satu bulan untuk membantu upaya bantuan kemanusiaan bagi Ukraina, yang tengah berjuang menghadapi invasi Rusia.

Perang tersebut telah menimbulkan simpati luas di Taiwan untuk rakyat Ukraina, karena ancaman yang dikatakan pulau itu dihadapi setiap hari dari tetangga raksasa China. Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan telah meningkatkan tekanan militernya untuk menegaskan klaim tersebut.

Presiden Tsai, yang pemerintahnya minggu ini mengirimkan bantuan gelombang pertama dalam bentuk 27 ton pasokan medis, mengatakan dalam pertemuan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, tekad rakyat Ukraina telah menggerakkan dunia dan juga rakyat Taiwan.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai 'operasi khusus' alih-alih sebagai invasi. Kekuatan demokrasi global yang mendukung Ukraina semakin kuat, kata Presiden Tsai.

"Sebagai anggota mitra global demokrasi, Taiwan tidak absen dan kami sepenuhnya mendukung Ukraina," ujarnya seperti melansir Reuters 3 Maret.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri akan memberikan rincian rekening bank yang dibuat oleh Asosiasi Bantuan Bencana Taiwan, untuk sumbangan bantuan Ukraina di mana Presiden Tsai mengatakan dia, Lai dan Su masing-masing akan menyumbangkan gaji sebulan.

Seseorang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Tsai sebagai presiden menerima gaji sekitar T$400.000 dolar Taipei atau sekitar Rp205.180.316 per bulan.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan secara terpisah telah meminta kedutaan de facto di Warsawa, pemerintah Polandia dan organisasi non-pemerintah 'yang ditunjuk' untuk membantu mendistribusikan dana untuk membantu pengungsi Ukraina.

Taiwan pekan lalu juga mengumumkan bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia, meskipun perdagangannya sendiri dengan negara itu minimal.

"Saya berharap rekan-rekan kami, serta semua mitra partai kami di kantor publik, dapat sepenuhnya menanggapi tindakan ini dan dengan tegas menyatakan kepada dunia, Taiwan mendukung Ukraina dan Taiwan mendukung demokrasi dan kebebasan," tegas Presiden Tsai.

Untuk diketahui, Taiwan sebagian besar dikeluarkan dari organisasi global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena tekanan China, tetapi bercita-cita untuk menunjukkan Taiwan adalah anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional, meskipun terisolasi secara diplomatik.