JAKARTA - Dengan status negara yang punya umat muslim terbesar di dunia, industri halal telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat tanah air. Namun perkembangannya tetap saja akan bergantung pada masyarakatnya sendiri.
Makanya, Menteri BUMN Erick Thohir terus mengkampanyekan industri halal. Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan ekosistem industri halal di Indonesia menjadikan Indonesia jawara dalam indikator ekonomi Islam global.
"Industri halal di Indonesia akan berkembang makin baik jika kita berkomitmen untuk selalu menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan inovasi dan berkolaborasi, kita pasti bisa," tulis Erick di akun Instagramnya, Minggu 27 Februari kemarin.
Demi tercapainya harapan tersebut, Erick Thohir yang juga ketua umum masyarakat ekonomi Syariah mengajak masyarakat untuk meningkatkan daya beli atau konsumsi terhadap produk produk kalau dalam negeri.
Erick Thohir mencatat market tanah air menjadi instrumen fundamental bagi kemajuan industri halal Indonesia. Seyogyanya, produk produk halal menjadi konsumsi utama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Demikian yang menjadi harapan dari Tohir.
“Industri halal ini kembali harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, kalau kita sendiri tidak punya komitmen mencintai produk kita sendiri, sama juga tidak mungkin yang namanya industri halal kita akan maju,” pungkas Erik Tohir.
Ia juga menambahkan, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat halal di dunia, dibutuhkan pendekatan yang lebih makro. Namun demikian, agar masyarakat di negara yang mayoritas muslim ini lebih dekat dan menggunakan produk produk halal, juga diperlukan implementasi dalam skala mikro.
Penyediaan dan penjualan produk halal yang mudah diakses segala lapisan masyarakat dengan harga terjangkau dan bersaing merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Sebagai contoh, rest area 72A telah dijadikan wadah bagi para pelaku usaha halal.
Perubahan itu diharapkan menjadi elemen dalam menggerakkan pasar industri halal di Indonesia. Direncanakan, Halal Hub di rest area 72A diproyeksikan mampu menampung 1000 pelaku usaha halal mulai dari sektor kecil hingga menengah.