Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kemandirian ekonomi pesantren memiliki peran yang sangat penting untuk membangun basis ekonomi nasional yang kuat.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Terdapat tiga prasyarat kemajuan bisnis ekonomi dan keuangan pesantren dengan pendekatan manajemen ekonomi dan bisnis modern.

Pertama, keuletan dan daya tahan. Kedua, memperkuat jejaring/silaturahmi bisnis. Ketiga, memperkuat pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui ekosistem rantai nilai halal.

“Pengembangan kemandirian ekonomi pesantren menjadi bagian dari strategi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan yang inklusif,” ujarnya dalam keterangan di Solo, Sabtu, 5 Februari.

Menurut Perry, Bank Indonesia telah menyertakan peran pesantren dalam salah satu pilar cetak biru pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, yaitu penguatan melalui program peningkatan kelembagaan yang salah satunya melalui kemandirian ekonomi pesantren.

“Program pengembangan kemandirian pesantren diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal. Selain itu, sinergi dengan UMKM dan korporasi juga perlu terus dilakukan untuk semakin memperkuat peran pesantren dalam pengembangan ekosistem rantai nilai halal,” tuturnya.

Sebagai informasi, kebijakan pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) BI merupakan bagian dari bauran kebijakan bank sentral, termasuk sebagai bentuk respons kebijakan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional saat ini.

Dalam ini, otoritas moneter bersama pemangku kepentingan lainnya akan senantiasa bersinergi dalam membangun rantai nilai halal (halal value chain) melalui pengembangan industri halal di sisi input, produksi, proses produksi dan pemasaran.

“Di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional terutama dalam menghadapi tantangan dan mengambil peluang di era kenormalan baru, kegiatan peluncuran program pengembangan rantai nilai halal ini diharapkan dapat membangkitkan spirit positif dan optimisme bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutup Perry.