Bagikan:

JAKARTA - Pedagang Daging yang tergabung dalam Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) menyatakan membatalkan rencana mogok jualan. Hal tersebut lantaran tuntutan sudah dipenuhi pemerintah dan masyarakat telah menyepakati harga yang dijual pedagang.

Sebelumnya, para pedagang sapi akan melakukan aksi mogok berjualan. Rencananya aksi mogok ini bakal dilakukan pekan depan mulai hari ini, 28 Februari hingga 4 Maret 2022. Aksi tersebut dilatarbelakangi karena mahalnya harga sapi tingkat hulu.

Ketua Umum Jappdi Asnawi mengatakan bahwa pemotong dan pedagang sapi di bawah organisasinya tidak ikut dalam aski mogok. Artinya, akan tetap melakukan aktivitas pemotongan dan berdagang seperti biasa.

"Jappdi memutuskan untuk tidak ikut mogok. Karena tingkat keberhasilan yang sudah dicapai. Jadi untuk apa lagi kita mogok jualan," tutur, saat dihubungi VOI, dikutip Senin, 28 Februari.

Asnawi menuturkan ada sejumlah alasan mengapa Jappdi memutuskan untuk membatalkan aksi mogok. Salah satunya adalah karena kenaikan harga daging sapi sudah dapat diterima masyarakat.

"Harga daging sapi awalnya Rp120 ribu, karena sapi mahal dijual Rp130 ribu konsumen tidak ada yang mau beli. Tapi setelah termediasi media, sekarang jual Rp140 ribu, jual Rp150 ribu konsumen mau beli. Jadi beban sudah tidak pedagang lagi. Itu kan keberhasilan (dari tuntutan aksi mogok)," katanya.

Menurut Asnawi, masyarakat tidak mau membeli daging sapi lantaran belum mengetahui harga daging sapi naik. Namun, setelah mengetahui kenaikan terjadi dari hulu ke hilir, masyarakat sekarang sudah bersedia membeli daging dengan harga terbaru.

Lebih lanjut, Asnawi mengatakan Jappdi tak pernah mengedarkan surat untuk mogok berjualan. Asnawi juga mengimbau agar seluruh pengurus dan pedagang daging sapi di bawah Jappdi untuk tetap melakukan pemotongan dan berjualan seperti biasa melalui surat edaran resmi bernomor 020/DPP-JAPDDI/II/2022 tertanggal 26 Februari.

"Jika ada para pihak yang tidak melakukan aktivitas seperti biasa pemotongan dan kegiatan berdagang daging khususnya di Jabodetabek itu bukan anggota kami (Jappdi)," bunyi surat edaran tersebut.

Pemerintah sudah mendengar tuntutan

Alasan lain Jappdi tak ikut melakukan aksi mogok, kata Asnawi, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendengar rencana aksi mogok jualan. Sehingga, pengamanan pasokan daging langsung ditindaklanjuti.

"Rencana aksi mogok itu sudah ada dari hari Rabu (23 Februari), berita itu sudah sampai ke Istana. Otomatis Presiden tahu dan tindak tinggal diam," ucapnya.

Asnawi mengatakan setelah tuntutan tersebut dipenuhi, Jappdi memastikan untuk membatalkan aksi mogok. "Kesimpulannya apa yang diminta sudah terakomodir, pemerintah sudah jalan, harga sudah baik, untuk apa lagi libur (mogok)?," tuturnya.

Menurut Asnawi, dengan tetap menggelar aksi mogok di saat tuntutan sudah terpenuhi akan menggangu supply daging segar di pasar. Imbasnya, konsumen rumah tangga hingga pedagang yang berjualan dengan bahan baku daging segar sulit mendapatkan pasokan.

"Pasokan akan terganggu. Pedagang yang memerlukan daging segar seperti tukang bakso, konsumen rumah tangga sulit mendapatkan pasokan. Kalau kita dagangan semua terselesaikan," tuturnya.