JAKARTA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau harga daging sapi di Kota Madiun dengan melakukan kunjungan ke Pasar Besar Madiun (PBM) untuk memastikan harga komoditas tersebut stabil.
"Sudah seminggu terakhir kita mendengar harga daging sapi di beberapa wilayah DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat mengalami kenaikan. Namun, teman-teman melihat bahwa harga daging sapi di Jawa Timur, termasuk Kota Madiun, terpantau normal karena suplai daging ke penjual stabil sehingga tidak mempengaruhi harga konsumen," ujar Gubernur Khofifah saat meninjau Pasar Besar Madiun di Kota Madiun, Sabtu.
Dalam kunjungannya, Khofifah berdialog dengan para pedagang dan menjumpai harga daging sapi di pasar tradisional itu relatif stabil dan tidak mengalami kenaikan.
Terpantau, harga daging sapi kualitas satu di Pasar Besar Madiun seharga Rp110.000 per kilogram. Sementara untuk daging dengan kualitas standar bervariasi mulai Rp70.000 sampai Rp100.000 per kilogram.
Gubernur Khofifah menjelaskan, terdapat 26 pasar tradisional di Jawa Timur yang menjadi sampling Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengukur tingkat kenaikan harga dengan melihat suplai dan permintaan di pasaran. Khusus di Kota Madiun ada dua pasar yang menjadi sampling BPS, yaitu Pasar Besar Madiun dan Pasar Sleko Madiun.
"Oleh karena itu, melakukan monitoring pergerakan "supply" dan "demand" di pasar-pasar sampling BPS dan bisa langsung bertemu konsumen seperti di Pasar Besar Madiun ini menjadi sangat penting," kata dia.
Gubernur Khofifah juga memantau keberadaan tempe yang dua minggu terakhir sempat menghilang di sejumlah daerah karena kelangkaan kedelai. Di Pasar Besar Madiun tidak ada perubahan stok maupun harga. Harga dipatok sama, hanya ukurannya yang disesuaikan karena harga tidak dinaikkan, yakni di kisaran Rp2.000 sampai Rp5.000 per kotak sesuai ukuran.
Selain harga daging sapi dan tempe, Khofifah menyampaikan masalah ketersediaan minyak goreng di Pasar Besar Madiun. Meski di beberapa pasar di Kota Madiun sudah dikirim minyak goreng curah, tetapi harus keberlanjutan agar alur suplai tersedia aman.
Khofifah Indar Parawansa melihat, suplai minyak curah tersebut hanya cukup dijual 2 sampai 3 hari. Artinya, masih ada pekerjaan rumah untuk menstabilkan distribusi minyak goreng.