Pemprov DKI Siapkan Stok Daging Selama Pedagang Mogok Jualan
Ilustrasi - Pedagang daging di salah satu pasar di Jakarta (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Suharini Eliawati mengaku telah mengetahui rencana pedagang daging yang bakal mogok berjualan mulai hari ini.

Untuk menjaga ketersediaan stok daging sapi di Jakarta, Suharini menyebut telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam rangka alternatif penyediaan daging sapi beku.

"Stok daging sapi beku di Jakarta yang tersimpan di Bulog DKI Jakarta-Banten, PD. Dharma Jaya, dan importir cukup untuk mencukupi kebutuhan daging sapi saat aksi mogok terjadi," kata Suharini kepada wartawan, Rabu, 20 Januari.

Meski telah menyiapkan alternatif agar daging sapi tetap tersedia, Suharini berharap Asosiasi Pedagang Daging Indonesia mengurungkan niatnya untuk mogok berjualan. Sebab, hal ini menimbulkan dampak bagi pelaku usaha lainnya.

"Saya berharap aksi mogok tersebut tidak terjadi. Kasihan para pelaku usaha kecil yang menggantungkan bahan baku daging sapi, seperti penjual bakso," ucap dia.

Terpisah, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) turut mengimbau pedagang daging di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tidak mogok berjualan akibat melambungnya harga daging sapi di pasaran sehingga pedagang daging sepi pembeli.

"Kami meminta kepada para pedagang daging se-Jabodetabek agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi (cukup) mengurangi volume penjualan," ucap Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri.

Abdullah meminta para pedagang daging memikirkan kembali aksi mogok selama tiga hari mulai 20 Januari 2021. Warung-warung rumahan (seperti warteg, warung masakan padang, warung masakan Sunda, warung nasi uduk rumahan dan sebagainya) yang masih harus mendapatkan suplai dari pedagang daging di pasar se-Jabodetabek di tengah kondisi mereka yang terus melemah.

Mengingat kondisi pasar semakin sepi dan daya beli menurun, dikhawatirkan jika seluruh pedagang daging mogok akan berefek pada sepinya pedagang yang lain. "Karenanya kami mohon agar aksi mogok selama tiga hari ke depan dipikirkan kembali," tulis Abdullah.

Sebagai informasi, Kenaikan harga daging dan sapi hidup dari Australia mengakibatkan terjadinya kenaikan harga daging di Indonesia. Kenaikan harga tersebut disikapi oleh Asosiasi Pedagang Daging se Jabodetabek dengan aksi mogok yang direncanakan mulai Rabu, 20 Januari hingga Jumat, 22 Januari 2021.

Selama beberapa hari terakhir, harga daging sapi murni mencapai Rp120 ribu per kilogram (kg), padahal biasanya berkisar pada Rp110 ribu hingga Rp114 ribu per kg.

Sementara harga daging sapi bagian paha belakang mencapai Rp126 ribu per kg selama beberapa hari terakhir, padahal harga biasanya mencapai lebih dari Rp100 ribu per kg.