JAKARTA - Dunia ramai-ramai mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Sanksi dipersiapkan. Segala pernyataan keras siap membalas Rusia diutarakan. Tapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky justru melihat kenyataan berbeda di lapangan.
Berbicara pada Jumat 25 Februari dilansir dari China Global Television Network (CGTN), Presiden Volodymyr Zelenskyy justru sedang merasa sendirian. Dia bilang Ukraina seperti "dibiarkan sendiri" untuk melawan Rusia setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer skala penuh.
"Kami ditinggalkan sendirian untuk membela negara kami," kata Zelenskyy dalam sebuah pidatonya.
"Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun," keluh dia.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan sudah menghubungi 27 pemimpin negara-negara Eropa. Namun tidak satu pun dari mereka yang secara langsung menanggapi permintaan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
"Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO? Semua orang takut,"
Zelenskyy saat ini masih berada di Ukraina di tengah ledakan yang makin masif terdengar. Rusia sudah semakin dekat memasuki ibu kota Kyiv dan Zelenskyy merasa kalau dia adalah target nomor satu.
"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menjatuhkan kepala negara," katanya dan bersumpah tidak akan pernah pergi dari negara ini.
Volodymyr Zelenskiy juga mengumumkan, invasi Rusia sudah mengakibatkan 137 orang --sipil maupun militer-- tewas.
Salah satu yang tewas adalah seorang bocah Ukraina berusia 14 tahun yang kehilangan nyawanya di Chuguev, Ukraina timur.
Anton Gerashchenko, seorang penasihat menteri dalam negeri Ukraina, memposting laporan dari polisi regional Kharkiv ke akun Telegram resminya. Bocah malang itu terkena peluru di dekat rumahnya.
“Apa yang Anton Tarasenko salahkan pada dunia Rusia? Jawab aku, orang Rusia! Putin, kamu adalah seorang pembunuh!” kata Gerashchenko dikutip dari The Guardian.