Bagikan:

JAKARTA - Ikatan Profesi Komputer Informatika Indonesia (IPKIN) cabang Sumut, mengomentari pernyataan Akhyar Nasution oal dugaan peretasan WhatsApp miliknya. Tim pemenangan Akhyar heran IPKIN mengomentari urusan WhatsApp Plt Wali Kota Medan yang juga bakal calon wali kota Medan.

“Tak habis pikir kami, mereka urusi peretasan WA orang, memang itu terjadi dan Pak Akhyar tidak mau melaporkan,” kata Wakil Ketua Tim Pemenangan Akhyar-Salman Alfarisi, Suwandi Purba kepada wartawan, Senin, 14 September.

Suwandi menegaskan, peristiwa pembajakan itu diketahuinya sendiri saat menghubungi nomor WhatsApp Akhyar. Dari situ, WA Akhyar terenskripsi sebagia nomor bisnis.

“Begitu juga akun FB Nasution Akhyar di waktu bersamaan tak bisa dibuka. Aneh saya jika ikatan ini mempersoalkan sikap Akhyar tidak melaporkan peretasan WA-nya,” kata dia.

Sebelumnya dalam deklarasi pencalonan di Pilkada Medan pada 4 September, Akhyar menyebut WhatsApp-nya diretas. Peretasan menurutnya juga terjadi ke orang terdekatnya. 

“Banyak hal terjadi saat ini, saya kan ngerti dari kemarin sore HP saya, HP anak saya, HP staf saya dibajak, sampai sekarang saya tidak bisa WhatsApp. Di sini saya klarifikasi ternyata nomor saya dibajak di-rocovery sudah dimanfaatkan orang minta sumbangan, itu bukan Akhyar. Sudah disalahgunakan nomor saya, ini sedang di-recovery,” kata Akhyar yang berpasangan dengan Salman Alfarisi di Pilkada Medan kala itu.

Sebelumnya, Sekretaris Umum IPKIN cabang Sumut, Fauzan Nurahmadi mengatakan dianggap aneh tak melaporkan peretasan ke polisi karena peretasan masuk pidana siber. 

"Saya pribadi merasa sedikit aneh jika hanya WA yang teretas. Karena untuk masuk ke WA harus ada nomor handphone. Nomor handphone itu pasti terkoneksi ke akun medsos lain. Mungkin ini perlu didalami lagi. Saya pribadi sarankan harus dilaporkan, bukan dibiarin," ujar Sekretaris Umum IPKIN cabang Sumut, Fauzan Nurahmadi dalam diskusi di Medan, Senin, 14 September.

Bila WhatsApp diretas, ciri-ciri paling nyata yang terjadi menurut Fauzan, status tetap aktif alias online meski sudah paket data atau handphone dimatikan.

"Kalau mau di-trace (lacak-jejak) butuh waktu tidak terlalu lama, untuk mencari asal muasalnya. Biasanya kurang lebih 2-3 jam sudah diketahui siapa yang meretas handphone atau WhatsApp-nya," ujar dia.