JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin membandingkan langkah militer Rusia dengan ular yang sedang bersiap menyerang Ukraina seiring dengan peningkatan aktivitas militer, menyebut AS akan membela sekutunya, seiring dengan kritik terhadap peluncuran latihan rudal strategis Rusia.
Austin, berbicara dalam perjalanan ke Lithuania, mengatakan dia setuju dengan penilaian Presiden Joe Biden pada Hari Jumat, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk melakukan invasi baru ke Ukraina.
"Mereka melepaskan diri dan sekarang siap untuk menyerang," kata Austin pada konferensi pers di ibukota Lituania, Vilnius, melansir Reuters 19 Februari.
Austin, seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat, memperingatkan Moskow dapat bergerak ke Ukraina kapan saja, saat dia menyebutkan jenis kemampuan militer yang telah dikumpulkan dan diposisikan ulang oleh Rusia di dekat Ukraina.
"Setelah melakukan ini sebelumnya, saya dapat memberi tahu Anda bahwa itulah yang Anda butuhkan untuk menyerang dan sikap yang Anda perlukan untuk menyerang," terangnya.
Moskow, yang telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina dan menekan tuntutan keamanan pada Amerika Serikat dan NATO, telah membantah memiliki rencana untuk menyerang tetangganya.
Austin bersumpah Washington akan mendukung sekutu Baltiknya, tetapi menolak untuk menjawab apakah dia akan menjawab panggilan Lithuania untuk pasukan tambahan.
"Saya ingin semua orang di Lithuania, Estonia dan Latvia tahu, dan saya ingin Presiden (Vladimir) Putin di Kremlin tahu, bahwa Amerika Serikat mendukung sekutu kami," ujarnya dalam konferensi pers di Vilnius, setelah pembicaraan. dengan para pemimpin Lituania.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan latihan oleh pasukan rudal nuklir strategis pada Hari Sabtu, sementara Washington mengatakan pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina "siap untuk menyerang".
Presiden Putin duduk mengamati latihan di layar bersama dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, dari apa yang digambarkan Kremlin sebagai 'pusat kendali situasi'.
Langkah Rusia ini menuai keprihatinan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin. Dikatakannya, latihan nuklir itu memicu kekhawatiran di antara para pemimpin pertahanan di seluruh dunia, mengingat militer Rusia fokus pada peningkatan kekuatan besar-besaran di sekitar Ukraina.
"Ketika Anda menambahkan latihan yang sangat canggih dengan kekuatan nuklir strategis, itu membuat segalanya menjadi rumit sampai-sampai Anda bisa mengalami kecelakaan atau kesalahan," ujarnya.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Kremlin menyebut seluruh rudal yang diluncurkan oleh pasukan strategis Rusia dalam latihan tersebut, baik yang diluncurkan dari darat, laut maupun udara sukses mengenai sasaran, dalam latihan yang diawasi langsung oleh Presiden Putin, seperti melansir TASS.
Jenis rudal yang berhasil diluncurkan antara lain, rudal aeroballistik hipersonik Kinzhal, rudal jelajah Kalibr dan rudal hipersonik Tsirkon, rudal jelajah berbasis darat Iskander, rudal balistik antarbenua Yars, Rudal jelajah udara yang diluncurkan dari pembom pembawa rudal jarak jauh strategis Tu-95MS, hingga rudal balistik Sineva diluncurkan oleh kapal selam strategis bertenaga nuklir.