Bagikan:

JAKARTA - Semua rudal balistik dan jelajah yang diluncurkan selama latihan pasukan pencegahan strategis Rusia, yang digelar di bawah arahan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil mencapai target yang ditentukan, kantor pers Kremlin melaporkan di situsnya pada Hari Sabtu.

"Di bawah arahan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Vladimir Putin, peluncuran rudal balistik dan jelajah dilakukan selama latihan terjadwal dari pasukan pencegahan strategis," kata pernyataan itu, melansir TASS 19 Februari.

"Tugas-tugas yang diberikan selama latihan pasukan pencegahan strategis diselesaikan secara penuh, dengan semua rudal mencapai target yang ditentukan, mengkonfirmasikan karakteristik yang dirancang," papar kantor pers Kremlin.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengamati latihan pasukan pencegahan strategis Rusia bersama dengan Presiden Putin dari pusat kendali situasi Kremlin.

Seperti yang dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov kepada TASS, para pemimpin kedua negara menyelesaikan pengamatan mereka terhadap latihan tersebut.

Latihan pasukan pencegahan strategis direncanakan sebelumnya dan dilakukan "untuk memeriksa kesiapan pusat komando militer, meluncurkan tim tempur, awak kapal tempur dan pembawa rudal strategis untuk menyelesaikan misi yang ditugaskan dan keandalan misil nuklir strategis dan pasukan konvensional," seperti yang ditekankan oleh kantor pers Kremlin.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan latihan oleh pasukan rudal nuklir strategis pada Hari Sabtu, sementara Washington mengatakan pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina "siap untuk menyerang".

Presiden Putin duduk mengamati latihan di layar bersama dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, dari apa yang digambarkan Kremlin sebagai 'pusat kendali situasi'.

Langkah Rusia ini menuai keprihatinan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin. Dikatakannya, latihan nuklir itu memicu kekhawatiran di antara para pemimpin pertahanan di seluruh dunia, mengingat militer Rusia fokus pada peningkatan kekuatan besar-besaran di sekitar Ukraina.

"Ketika Anda menambahkan latihan yang sangat canggih dengan kekuatan nuklir strategis, itu membuat segalanya menjadi rumit sampai-sampai Anda bisa mengalami kecelakaan atau kesalahan," ujarnya mengutip Reuters.