JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut salah satu penyebab banjir pada awal tahun 2020 ini karena kerusakan ekosistem dan ekologi. Selain itu, kata dia, juga disebabkan kesadaran masyarakat yang kurang memperhatikan lingkungan dan masih banyak juga yang membuang sampah sembarangan.
Seperti diketahui, hujan deras mengguyur Jakarta dari tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020. Akibatnya, Jakarta dan sekitarnya direndam banjir. Tidak hanya merusak bangunan dan fasilitas umum, namun juga merenggut 16 korban jiwa.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak sependapat dengan Jokowi soal penyebab banjir. Ia membantah pernyataan Jokowi soal 'banjir tahun baru' disebabkan produksi sampah yang dibuang sembarangan.
"Halim itu setahu saya enggak banyak sampah. Tapi bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi. Apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak," ujarnya, di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 2 Januari.
Anies berujar, saat ini yang harus dilakukan justru pengecekan di beberapa wilayah yang terjadi banjir. Mengenai penyebab banjir, jika diperhatikan secara cermat, banjir justru terjadi karena cuaca ekstrem seperti yang juga diprediksi pihak BMKG.
"BMKG datanya menunjukkan tempat dengan volume air hujan yang tinggi, di situ ada banjir yang ekstrem," tuturnya.
Alih-alih menyalahkan sampah atau perilaku masyarakat ketika membuang sampah, Anies justru mengaku, saat ini hanya ingin fokus dalam upaya penyelamatan warga yang terdampak banjir.
Anies menegaskan, penanganan banjir ini belum selesai sampai warga dapat kembali ke kediamannya. Ia juga mengimbau, kepada semua pihak, untuk terus berkerja hingga suluruh fasilitas publik berfungsi seperti semula dan kegiatan masyarakat di Jakarta dapat kembali normal.
Setelah semua evakuasi selesai dilakukan, kataya, maka pemerintah daerah dengan pemerintah pusat bisa duduk bersama untuk mengumpulkan data dan berbicara terkait penanggulangan banjir ini.
"Karena kontributornya (banjir) itu bervariasi. Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor yang lain. Jadi ini bukan single variable, ini multiple variable," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, langkah penanganan banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Jakarta dan kota satelit harus ditangani bersama-sama oleh pemerintah pusat dengan daerah.
Jokowi menilai, kerusakan ekologi hingga kurangnya ketidakpedulian masyarakat dengan membuang sampah sembarangan menjadi faktor terjadinya bencana di awal tahun ini.
"Ada yang disebabkan oleh kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada, tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana. Banyak hal," kata Jokowi.