Bagikan:

OKU - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan (OKU Sumsel), sepanjang tahun 2021 mencatat sebanyak 882 kasus stunting yang dialami anak di wilayah itu.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu (OKU), Dedi Wijaya mengatakan, jumlah tersebut turun jika dibandingkan 2020 yang mencapai 921 kasus.

Penurunan kasus ini berkat adanya bantuan dari sejumlah perangkat desa yang menganggarkan dana untuk menekan angka kasus stunting di Kabupaten OKU.

Selain menganggarkan dana, lanjut Dedi, perangkat desa di OKU juga proaktif memberikan sosialisasi kepada warganya tentang bagaimana cara memberikan makanan bergizi untuk balita dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal.

"Mereka juga aktif membantu pemerintah daerah menghidupkan kembali posyandu yang ada di wilayah masing-masing sehingga warga yang dulunya mulai malas datang ke posyandu, kini berangsur-angsur mau datang lagi," tegasnya di Baturaja, Antara, Kamis, 17 Februari.

Dedi menambahkan, penyakit stunting sendiri merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

"Oleh karena itu, pemerintah pusat menugaskan instansi terkait di setiap daerah untuk menekan angka kasus stunting ini agar seluruh anak di Indonesia memiliki ukuran tubuh yang normal," ujarnya.