Bagikan:

JAKARTA - Rusia telah secara resmi memberi tahu Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), mereka tidak akan mengambil bagian dalam konsultasi yang diminta Ukraina tentang situasi di perbatasan Ukraina.

Senin lalu, Ukraina telah menyerukan pertemuan dengan Rusia dan anggota lain dari kelompok keamanan utama Eropa, seiring meningkatnya ketegangan di perbatasannya.

Dalam keterangannya kepada TASS seperti dikutip 16 Februari, pemimpin delegasi Rusia untuk pembicaraan terkait militer keamanan dan kontrol senjata di Wina, Austria, Konstantin Gavrilov menyebut Moskow tidak melakukan kegiata militer yang luar biasa, sehingga memilih tidak mengikuti konsultasi tersebut.

"Rusia tidak melakukan kegiatan militer serius apa pun yang harus dilaporkan berdasarkan Dokumen Wina (tentang pembangunan kepercayaan dan langkah-langkah keamanan)," ujarnya.

"Pergerakan pasukan di zona pembangunan kepercayaan dan langkah-langkah keamanan dilakukan sebagai bagian dari pelatihan tempur reguler, yang tidak memerlukan pemberitahuan," sambung Gavrilov.

osce
Ilustrasi tim pemantau OSCE di Ukraina. (Wikimedia Commons/OSCE Special Monitoring Mission to Ukraine)

"Mengingat hal ini, Rusia tidak melihat alasan untuk menggunakan prosedur berdasarkan ketentuan 16 Dokumen Wina dan tidak akan mengambil bagian dalam pertemuan terkait (OSCE pada Hari Selasa)," tandasnya.

Sebuah sumber di OSCE mengatakan kepada TASS sebelumnya, konsultasi tertutup di antara negara-negara anggota OSCE, yang diminta oleh Ukraina untuk membahas kepatuhan terhadap Dokumen Wina, tentang Keyakinan dan Tindakan Pembangunan Keamanan. Tujuannya untuk mengklarifikasi situasi di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina

Pertemuan itu diminta oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba, yang mengklaim Moskow diduga gagal menanggapi permintaan penjelasan Ukraina mengenai pergerakan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.

"Jika Rusia serius ketika berbicara tentang keamanan yang tidak dapat dipisahkan di ruang OSCE, ia harus memenuhi komitmennya terhadap transparansi militer untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan untuk semua," kata Menteri Luar Negeri Kuleba, melansir BBC.

Untuk diketahui, diadopsi dalam OSCE pada tahun 2011, 'Vienna Document on Confidence and Security-Building Measures' mempertimbangkan inspeksi oleh negara-negara anggota OSCE di area dan unit tentara tertentu dengan tujuan mengendalikan kegiatan militer.

OSCE terdiri dari 57 negara partisipan dan 11 mitra kerja sama. Negara-negara anggota setiap tahun bertukar informasi tentang angkatan bersenjata dan sistem senjata utama mereka, rencana pengeluaran pertahanan dan pertahanan.