Bagikan:

JAKARTA - Ukraina melihat "hasil yang signifikan" dari sistem pertahanan udara pemberian Amerika Serikat dan Jerman, kata Presiden Volodymyr Zelensky pada Hari Minggu, meskipun ada gelombang serangan udara Rusia yang menurut Kyiv menyasar warga sipil dan bangunan tempat tinggal.

Rusia melaporkan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang menuju Moskow dalam serangan ketiga seminggu terakhir. Sementara, para pejabat di kedua belah pihak mengatakan Ukraina telah menyerang dua jembatan yang menghubungkan Krimea dengan daratan.

Kedua negara telah meningkatkan serangan terhadap pasukan, persenjataan, dan infrastruktur yang mendukung perang satu sama lain, ketika Ukraina berusaha untuk mengusir pasukan Rusia yang telah masuk ke wilayah selatan dan timur Ukraina sejak invasi mereka tahun lalu.

Kepala Krimea yang ditunjuk oleh Moskow mengatakan, jembatan Chonhar menuju semenanjung yang dianeksasi Rusia dari Ukraina tahun 2014 lalu, telah rusak oleh serangan rudal, melansir Reuters 7 Agustus.

Satu lagi dari tiga jalur jalan antara Krimea dan wilayah daratan Ukraina yang diduduki Rusia, dekat kota Henichesk, ditembaki dan seorang pengemudi sipil terluka, kata seorang pejabat yang ditunjuk Moskow.

Dalam pidato video malamnya pada Hari Minggu Presiden Zelensky mengatakan, sistem pertahanan udara yang canggih, termasuk Patriot buatan AS dan IRIS-T buatan Jerman, terbukti "sangat efektif" dan telah "memberikan hasil yang signifikan."

Presiden Zelensky mengatakan, Ukraina telah menembak jatuh sebagian besar serangan Rusia selama seminggu terakhir, termasuk 65 rudal dari berbagai jenis dan 178 pesawat tak berawak, termasuk 87 Shahed besutan Iran.

Militer Ukraina kemudian mengatakan, Rusia telah meluncurkan 30 rudal dan 48 serangan udara.

"Sayangnya, ada korban jiwa dan luka-luka di antara penduduk sipil. Bangunan-bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil lainnya mengalami kehancuran," kata pihak militer dalam sebuah pernyataan.

Serangan tersebut terjadi setelah apa yang dikatakan Presiden Zelensky sebagai serangan bom pada Hari Sabtu malam di sebuah pusat transfusi darah di Kota Kupiansk, sekitar 16 km (10 mil) dari garis depan di wilayah Kharkiv timur. Ia menggambarkan serangan tersebut sebagai kejahatan perang.

Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil atau rumah sakit militer dalam invasi besar-besaran ke Ukraina, yang telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang mengungsi dan menghancurkan berbagai kota.

Sementara itu, ajudan Presiden Zelensky, Mykhailo Podoliak, menggambarkan serangan rudal Rusia pada akhir pekan lalu sebagai tanggapan atas tawaran Ukraina, kepada negara-negara Selatan yang enggan berpihak pada konflik yang telah merugikan ekonomi global.

Diketahui, para pejabat senior dari sekitar 40 negara termasuk Amerika Serikat, China dan India mengadakan pembicaraan mengenai konflik di Arab Saudi pada Hari Sabtu dan Minggu. Tetapi, pertemuan tersebut berakhir tanpa tindakan nyata selain komitmen untuk melakukan konsultasi lebih lanjut.

Sedangkan Kepala Staf Presiden Zelensky, Andriy Yermak, mengatakan bahwa diskusi-diskusi yang dilakukan sangat produktif, namun tidak memberikan rinciannya.

Rusia tidak hadir. Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan, pertemuan tersebut mencerminkan "upaya gagal" Barat untuk memobilisasi negara-negara berkembang di belakang Presiden Zelensky.