Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan oleh beberapa negara Barat, terkait kemungkinan Rusia menginvasi Ukraina hanya menyebabkan peningkatan kepanikan dan memburuknya situasi ekonomi di kawasan itu, kritik Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu. dalam wawancara dengan televisi TRT.

"Pernyataan yang tidak perlu harus dihindari. Komentar bahwa Rusia akan menyerang Ukraina hari ini akan menyebabkan kerusuhan di Ukraina besok. Ini juga menyebabkan kerusakan ekonomi pada Ukraina dan mata uang nasionalnya," tegasnya, seperti dikutip dari TASS 11 Februari.

"Kami melihat gambaran ini tidak sesuai dengan kenyataan. Apakah ada ketegangan? Ya, ada. Apakah ada kemungkinan konflik? Ya, ada. Tapi kami tidak perlu menyuarakan ini dengan diplomasi megafon, seperti yang dilakukan beberapa Barat negara lakukan," sambung Çavuşoğlu.

Menurut Çavuşoğlu, Turki mendukung dialog dengan Rusia. "Sebagai negara yang menjaga hubungan baik dengan kedua belah pihak, kami terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan antara Moskow dan Kyiv," lugasnya.

Pada saat yang sama, Çavuşoğlu menekankan beberapa langkah yang diambil Ankara adalah lazim, beberapa di antaranya dilakukan melalui saluran diplomatik. Diplomat senior Ankara menegaskan kembali, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan "pertama-tama ingin meredakan ketegangan dan kemudian mengambil langkah-langkah untuk stabilitas jangka panjang di kawasan."

Untuk diketahui, Amerika Serikat dan negara-negara Barat khawatir akan invasi Rusia ke Ukraina, seiring dengan penumpukan sekitar 100 ribu tentara Moskow di perbatasan kedua negara.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mencap informasi seperti itu sebagai eskalasi ketegangan yang 'kosong dan tidak berdasar', menekankan Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun.

Meski begitu, dia tidak mengesampingkan kemungkinan provokasi yang dipicu untuk membenarkan klaim semacam itu, memperingatkan upaya untuk menyelesaikan masalah di tenggara Ukraina melalui penggunaan kekuatan akan memiliki konsekuensi paling serius.