Arab Saudi Terapkan Aturan Masuk Baru Bagi Pelancong, Wajib Tes Antigen Cepat Saat Tiba
Ilustrasi Prince Mohammad bin Abdulaziz International Airport Arab Saudi. (Wikimedia Commons/Abdulhadi Basit)

Bagikan:

JAKARTA - Prosedur pengujian COVID-19 baru mulai berlaku di Arab Saudi pada Hari Rabu, mengharuskan para pelancong untuk mengambil tes antigen cepat pada saat kedatangan. Selain bagi pendatang, otoritas umum untuk penerbangan sipil juga memperbarui aturan bagi mereka yang akan meninggalkan Arab Saudi.

Baik warga negara dan warga negara asing harus harus mengantongi hasil tes PCR yang disetujui atau tes antigen cepat, dengan sampel diambil dalam waktu 48 jam dari tanggal keberangkatan, terlepas dari status vaksinasi.

Anak-anak di bawah usia 8 tahun dikecualikan dari tes, meskipun peraturan negara asal terkait prosedur tes COVID-19 untuk anak-anak harus diperhitungkan.

Langkah-langkah itu mulai berlaku pada Rabu 9 Februari pukul 01.00 waktu setempat, mencakup warga neagra harus menerima vaksin COVID-19 sebelum meninggalkan kerajaan.

Dosis ketiga dapat diperoleh tiga bulan setelah dosis kedua. Sementara, mereka yang berusia di bawah 16 tahun dibebaskan, termasuk mereka yang memegang status "dikecualikan" di aplikasi Tawakkalna.

Warga yang dites positif tetapi telah menerima vaksinasi COVID-19 lengkap menggunakan vaksin yang disetujui Kerajaan, diizinkan masuk setelah tujuh haru tanggal tes positif, tanpa perlu pemeriksaan ulang.

Sementara, bagi mereka yang tidak menyelesaikan dosis vaksin yang disetujui sepenuhnya dan positif COVID-19, dapat masuk kembali ke Kerajaan setelah 10 hari sejak tanggal tes positif.

Konsultan penyakit menular dan Kepala Departemen Penyakit Dalam di Rumah Sakit King Fahad di Jeddah Dr. Wail Bajhmom menjelaskan, tes antigen adalah tes untuk mendiagnosis dengan cepat keberadaan partikel virus corona.

"Dengan kata lain, ini adalah tes yang mencari keberadaan partikel virus corona dalam sampel yang digunakan dari subjek, digunakan secara komersial sebagai tes antigen cepat dan mengikuti fakta sederhana. Dalam kasus adanya COVID-19 akan terjadi reaksi antara virus (antigen), dengan senyawa dalam kit dan menunjukkan hasil yang positif," terangnya kepada Arab News seperti dikutip 9 Februari.

"Tes tentu akan menunjukkan hasil negatif jika tidak ada reaksi yang berarti tidak ada virus. Metode yang disebut rapid antigen test ini merupakan metode yang terkenal untuk mendeteksi virus dan infeksi lainnya secara cepat," tambahnya.

Dia menyoroti, PCR adalah tes yang lebih rinci dan spesifik, dan dapat mendeteksi keberadaan virus corona dalam sampel bahkan dalam jumlah minimal.