Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membantah suasana di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah sempat mencekam. Dia mengatakan kondisi di sana kondusif dan damai tak seperti video yang banyak beredar belakangan ini.

Hal tersebut disampaikannya menanggapi adanya dugaan kekerasan terhadap warga di Desa Wadas setelah diterjunkannya aparat penegak hukum pada Selasa, 8 Februari kemarin. Penerjunan tersebut dilakukan untuk mendampingi tim Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengukur tanah di lokasi calon Waduk Bener.

"Semua informasi dan pemberitaan yang menggambarkan seakan-akan terjadi suasana mencekam pada Senin kemarin itu, sama sekali tidak terjadi sekali tidak terjadi sebagaimana yang digambarkan. Terutama yang ada di media sosial," kata Mahfud dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Kemenko Polhukam RI, Rabu, 9 Februari.

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan suasana di Desa Wadas hingga saat ini cenderung kondusif dan damai. Mahfud bahkan menantang, siapapun yang tak percaya boleh datang langsung ke sana untuk memastikan kondisi di lapangan.

"Wadas itu dalam keadaan tenang dan damai terutama sekarang ini. Yang tidak percaya boleh ke sana. Siapa saja. Itu terbuka tempat itu," tegasnya.

Lebih lanjut, Mahfud juga mengatakan seluruh warga yang sempat diamankan di Mapolres Purworejo, Jawa Tengah sudah dilepaskan semuanya. Mereka, sambung dia, sudah kembali ke rumah dalam keadaan aman dan tidak mengalami kekerasan atau penyiksaan oleh aparat penegak hukum.

"Semua sudah kembali ke rumah masing-masing dan sama sekali tidak ada korban atau penistaan atau penyiksaan," ungkap Mahfud.

Dirinya mengatakan kalaupun ada gesekan, hal ini disebabkan karena masyarakat di Desa Wadas yang terbagi menjadi dua kubu antara pro dan kontra. Sehingga, dia menegaskan tidak tepat Polri melakukan kekerasan seperti yang disampaikan oleh banyak pihak terutama di media sosial.

"Pada proses pengamanan kemarin memang sempat terjadi gesekan di lapangan tapi gesekan itu hanya ekses dari kerumunan warga masyarakat yang terlibat pro kontra atas rencana pembangunan (Waduk Bener, red) dan Polri hanya melakukan langkah-langkah pengamanan di dalam gesekan antar warga," pungkasnya.