Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar prihatin terkait insiden bentrokan antara aparat dan warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.

Pria yang biasa disapa Cak Imin itu menilai, persoalan tersebut seharusnya bisa diselesaikan dengan musyawarah. Tanpa harus ada penyerbuan apalagi penangkapan.

"Harus ada solusi. Tolong, musyawarah," ujar Cak Imin, Rabu, 9 Februari.

Wakil Ketua DPR itu mendorong pemerintah dan aparat keamanan mencari jalan keluar yang lebih manusiawi. Jangan sampai, kata dia, aparat menggunakan cara-cara represif dalam mengawal pembebasan lahan di kawasan Wadas.

Sebaliknya, Cak Imin juga meminta masyarakat mau menempuh jalur dialogis guna menemui jalan tengah dari permasalahan tersebut.

"Kekerasan seperti di Wadas harus dihindari. Apa pun alasan yang digunakan aparat, tindakan represif tidak bisa dibenarkan. Harus ada pihak penengah agar peristiwa semacam ini tidak terjadi," katanya.

Insiden penyerbuan aparat kepolisian tersebut dalam rangka pembebasan dan pengukuran lahan penambangan material andesit untuk Bendungan Bener.

Pembebasan lahan mendapat penolakan dari warga. Konon mereka menganggap lahan itu adalah sumber kehidupan. Apabila ditambang, berarti sama dengan menghilangkan penghidupan warga Wadas.

Perjuangan warga Wadas mempertahankan tanahnya dari rencana tambang ini telah beberapa tahun belakangan. Hingga akhirnya terjadi bentrok antara polisi dan warga pada Selasa, 8 Februari.

Polda Jawa Tengah juga telah membenarkan bahwa polisi mengamankan sekitar 23 orang atas dugaan anarkis. Mereka langsung digelandang ke Polsek Bener untuk dilakukan interogasi