MEDAN - Dua pasangan calon wali kota-wakil wali kota Medan menjalani tes psikologi. Tes ini digelar sebagai syarat lanjutan KPU Medan terhadap calon kepala daerah.
Tes psikologi diikuti pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman di Hotel Santika, Medan, Selasa, 8 September.
Akhyar dan Bobby datang ke lokasi sekitar pukul 08.00 WIB. Saat bertemu, Akhyar dan Bobby saling menyapa dan memberikan salam protokol kesehatan.
Saat menyampaikan salam kepada Akhyar, Bobby terlihat membungkukkan badannya. Dia menyapa Akhyar dengan sebutan 'uda’.
"Izin ya, Da," kata Bobby menyapa Akhyar.
Tes psikologi ini akan dilakukan terhadap seluruh pasangan calon kepala daerah untuk seluruh wilayah Sumatera Utara.
"Hari ini seluruh pasangan calon kepala daerah se-Sumut yang akan di tes di Santika Hotel," kata anggota KPU Kota Medan Rinaldi Khair.
BACA JUGA:
Akhyar dalam orasi deklarasi pencalonan sebelumnya menyebut dirinya maju bersama Salman bukan untuk sekadar menunjukkan diri. Plt Wali Kota Medan ini ingin perubahan berkelanjutan di Medan.
“Jadi kita maju untuk wali kota-wakil wali kota bukan untuk sekadar gagah-gagahan. Kalau gagah-gagahan, sudah gagah kami ini semua, saya Plt Wali Kota, Pak Salman wakil DPRD provinsi. Kita mau mewakafkan diri untuk warga Kota Medan,” katanya.
Kondisi Medan menurut dia harus terus diperbaiki. Akhyar yang diusung PKS dan Demokrat ini ingin mewujudkan Medan Cantik.
“Medan berkarakter yang nyaman kotanya bahagia warganya. Visi Medan cantik ini sebenarnya idenya yuk bikin cantik Kota Medan. Kalau kota kita cantik banyak orang datang, banyak beraktivitas pastiorang senang. Banyak yang datang banyak yang belanja, banyak yang usaha dan pendapatan kita bertambah,” sambung dia.
Sementara itu, Bobby-Aulia mengusung konsep pemerintah kolaboratif. Konsep dilakukan dengan tiga program yakni reformasi birokrasi, reformasi pelayanan publik serta pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Dalam konsep pemerintah kolaboratif, Bobby Nasution mengusung prinsip ‘memanusiakan manusia' di setiap pelayanan publik. Setiap masyarakat menurutnya memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan dari Pemkot Medan.
"Maka apa pun status sosialnya, birokrasi Pemkot Medan harus memberikan pelayanan kualitas yang sama, kualitas terbaik dengan prinsip memanusiakan manusia," kata Bobby.