JAKARTA - Sebuah tim ilmuwan Argentina menggunakan mikroorganisme asli Antartika untuk membersihkan polusi dari bahan bakar, berpotensi juga membersihkan plastik di hamparan murni benua putih.
Mikroba kecil mengunyah limbah, menciptakan sistem pembersihan alami untuk polusi yang disebabkan oleh diesel, yang digunakan sebagai sumber listrik dan panas untuk basis penelitian di Antartika yang beku.
Diketahui, benua ini dilindungi oleh Protokol Madrid 1961 yang menetapkan, benua tersebut harus dijaga dalam keadaan murni.
Penelitian tentang bagaimana mikroba dapat membantu sampah plastik, berpotensi menimbulkan masalah lingkungan yang lebih luas.
"Pekerjaan ini menggunakan potensi mikroorganisme asli, bakteri dan jamur yang menghuni tanah Antartika, bahkan ketika terkontaminasi, dan membuat mikroorganisme ini memakan hidrokarbon," kata Dr. Lucas Ruberto, seorang ahli biokimia, seperti mengutip Reuters 5 Februari.
"Yang bagi kami pencemar, bagi mereka bisa jadi makanan," sambung Dr. Ruberto.
Ruberto melakukan perjalanan pada Bulan Desember dengan peneliti lain ke Carlini, salah satu dari enam pangkalan permanen Argentina di Antartika, menjalani karantina untuk membantu menghindari membawa COVID-19 ke benua itu, di mana telah terjadi penyebaran virus yang terisolasi.
Tim melakukan tugas bioremediasi, yang melibatkan pembersihan tanah yang terkena dampak diesel, menggunakan mikroorganisme dan tanaman asli, sebuah proses yang dapat digunakan di musim panas Australia dan menghilangkan sekitar 60-80 persen kontaminan.
Ruberto mengatakan, tim membantu mikroba dengan nitrogen, kelembaban dan aerasi untuk mengoptimalkan kondisinya.
"Pada dasarnya, dengan itu kita mendapatkan mikroorganisme untuk mengurangi secara biologis, dengan dampak lingkungan yang sangat rendah, tingkat kontaminan," katanya kepada Reuters melalui Zoom.
Tim sekarang telah mulai meneliti bagaimana mikroba dapat membantu membersihkan sampah plastik di tempat lain. Baik bahan bakar dan plastik adalah polimer, molekul yang terdiri dari rantai panjang terutama karbon dan hidrogen.
"Tahun ini kami tergabung sebagai salah satu proyek kelompok pencarian mikroorganisme asli yang mampu mendegradasi plastik," terang Nathalie Bernard, seorang ahli biokimia dan spesialis dalam biodegradasi plastik.
Para peneliti mengumpulkan sampel plastik dari laut Antartika dan mempelajari untuk melihat, apakah mikroorganisme memakan plastik atau hanya menggunakannya sebagai rakit.
"Jika kami menemukan bahwa itu memang mendegradasi plastik, langkah selanjutnya adalah memahami bagaimana hal itu terjadi, sehingga dalam jangka panjang kami dapat menemukan cara untuk menyatukan proses bioteknologi untuk degradasi polimer suhu rendah," papar Bernard.
BACA JUGA:
Ruberto mengatakan, melakukan pekerjaan mereka di lingkungan Antartika yang menakjubkan membantu memotivasi penelitian.
"Mampu menyelidiki di Antartika adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah tempat yang unik, dilindungi, dengan ekosistem yang sangat istimewa," pungkasnya takjub.