JAKARTA - Pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing, seharusnya menjadi kesempatan bagi China untuk mendorong Rusia meredakan ketegangan dengan Ukraina, kata diplomat tinggi Departemen Luar Negeri AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, Jumat.
Pendekatan seperti itu adalah apa yang diharapkan dunia dari "kekuatan yang bertanggung jawab," kata Kritenbrink kepada wartawan tentang pertemuan di mana China dan Rusia memproklamirkan kemitraan strategis yang mendalam.
Kritenbrink mengatakan pertemuan dan pernyataan bersama yang mengikutinya, mencerminkan pendekatan yang telah diambil China dan Rusia selama beberapa waktu, "yaitu untuk bergerak lebih dekat."
"Pertemuan itu seharusnya memberi China kesempatan untuk mendorong Rusia melakukan diplomasi dan de-eskalasi di Ukraina." kata Kretenbrink, mengutip Reuters 5 Februari.
"Jika Rusia menginvasi Ukraina lebih jauh dan China melihat ke arah lain, itu menunjukkan China bersedia untuk mentolerir atau diam-diam mendukung upaya Rusia untuk memaksa Ukraina, bahkan ketika mereka mempermalukan Beijing, membahayakan keamanan Eropa dan membahayakan perdamaian global dan stabilitas ekonomi," paparnya.
Perjanjian China-Rusia menandai pernyataan paling rinci dan tegas dari tekad Rusia dan China untuk bekerja sama, dan melawan Amerika Serikat, untuk membangun tatanan internasional baru berdasarkan interpretasi mereka sendiri tentang hak asasi manusia dan demokrasi.
Mereka berjanji saling melindungi kepentingan inti, referensi nyata ke Rusia dan Ukraina dan Taiwan, sebuah pulau yang diklaim Beijing sebagai miliknya.
Pernyataan bersama itu juga sangat kritis terhadap langkah AS untuk melawan kekuatan China yang tumbuh di kawasan Indo-Pasifik melalui pakta AUKUS, di mana Amerika Serikat dan Inggris berencana untuk menyediakan kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Presiden Xi Jinping menjamu Presiden Putin pada hari pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Jumat kemarin.
Kamis lalu Departemen Luar Negeri AS memperingatkan Rusia, hubungan yang lebih dekat dengan Beijing tidak akan menebus konsekuensi yang dikenakan sebagai tanggapan jika mereka menginvasi Ukraina.