Demokrat Respons Sindiran PDIP soal Cagub Sumbar Mulyadi yang Tak Kokoh
Mulyadi-Ali Mukhni saat mendaftar Pilgub Sumbar ke KPU (Foto Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Partai Demokrat merespons sindiran Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut cagub Sumatera Barat (Sumbar) Mulyadi tak kokoh dalam kepemimpinan. Bagi Demokrat, respons Mulyadi mengembalikan dukungan PDIP karena pernyataan Puan Maharani sudah tepat. 

“Dukungan baru pernyataan lisan PDIP, belum ada penyerahan B1 KWK terhadap Pak Mulyadi. Kabarnya ada penghubung atau liasion dari PDIP tapi belum sampai B1 KWK ke pihak Pak Mulyadi,” kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Demokrat, Kamhar Lakumani dihubungi VOI, Minggu, 6 September malam. 

Mengenai anggapan Sekjen PDIP soal Mulyadi tak kokoh dalam kepemimpinan, Kamhar punya penjelasan. Reaksi masyarakat Sumbar atas pernyataan Puan Maharani yang bicara ‘semoga Sumbar mendukung negara Pancasila’, harus dipertimbangkan Mulyadi yang berpasangan dengan Ali Mukhni.

“Bukan kokoh, tidak kokoh, no…. Ini adalah respons terhadap dinamika untuk meminimalisir damage effect yang terjadi. Dinamika yang terjadi atas respons peristiwa (pernyataan Puan Maharani) tentunya harus dicermati dan disikapi secara hati-hati karena bisa berimbas secara elektoral Pak Mulyadi. Jadi wajar kemudian dilakukan evaluasi untuk meminimalisir damage effect yang bisa menggerus elektoral,” papar Kamhar.

Menurut Kamhar, pernyataan Puan Maharani saat pemberian rekomendasi pada Kamis, 3 September, membuat publik Sumbar tersinggung karena dianggap tidak Pancasilais. 

“Tapi yang bisa menjelaskan motif (pernyataan) itu kan Mba Puan. Yang jelas publik Sumbar tersinggung karena dianggap tidak Pancasilais,” sambung Kamhar.

Mulyadi-Ali Mukhni mendaftarkan pencalonan sebagai bakal calon gubernur-wakil gubernur Sumbar pada Minggu, 6 September. Kamhar menegaskan duet Mulyadi-Ali Mukhni kombinasi pas yang punya pengalaman di eksekutif dan legislatif.

“Pak Mulyadi bukan orang baru, dia sudah 3 periode di DPR, suara terbanyak dari dapil Sumbar itu modal dan cukup dikenal. Alhamdulillah di antara pasangan calon dari lembaga survei, Pak Mulyadi posisi paling atas,” ujar Kamhar.

Selain itu, Ali Mukhni ditegaskan Kamhar punya pengalaman dua periode menjabat sebagai Bupati Padang Pariaman dua periode. Pasangan Mulyadi-Ali Mukhni diusung Partai Demokrat dan PAN yang memiliki total 20 kursi di DPRD Sumbar.

“Ini modal penting dengan background pengalaman legislatif dan eksekutif berkontribusi terhadap pembangunan daerah,” katanya.

Mulyadi-Ali Mukhni merupakan pasangan keempat yang mendaftarkan diri ke KPU Sumbar. Sebelumnya ada pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldi yang diusung PKS-PPP, kemudian pasangan dari Partai Gerindra yakni Nasrul Abit-Indra Catri.

Pasangan ketiga yang mendaftar yakni Fakhrizal-Genius Umar yang diusung Partai Golkar, Nasdem dan PKB mendaftarkan diri pada Minggu siang.

Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan Mulyadi mengembalikan rekomendasi dukungan untuk Pilgub Sumbar.

"PDI Perjuangan mengucapkan terima kasih kepada Mulyadi. Sejak awal saya sudah menduga bahwa Mulyadi tidak kokoh dalam sikap sebagai pemimpin, sehingga mudah goyah dalam dialektika ideologi," ujar Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Minggu 6 September.

Sebelumnya, PDIP menjadi sorotan karena Ketua DPP PDIP Puan Maharani melontarkan pernyataan yang dinilai kontroversial soal semoga Sumbar mendukung negara Pancasila. Sejumlah pihak merasa marah dan tersinggung.

Beberapa hari kemudian Mulyadi-Ali Mukhni menyatakan mengembalikan surat rekomendasi dari PDIP. Pengembalian itu direspons DPD PDIP Sumbar.

Ketua DPD PDIP Sumbar Alex Indra Lukman menyatakan dari hasil rapat internal memutuskan PDIP tidak mengikuti Pilgub Sumbar.

Hasto mengatakan pernyataan Puan Maharani saat pengumuman cagub-cawagub Sumbar merupakan harapan agar provinsi tersebut bisa jauh lebih baik lagi. Terlebih salah satu pahlawan nasional Mohammad Hatta merupakan asal Sumbar.

"Apa yang disampaikan oleh Mbak Puan merupakan suatu harapan agar Sumatera Barat jauh lebih baik sebagaimana sejarah telah mencatat dalam tinta emas, kepeloporan para pahlawan Sumbar seperti Moh Hatta, KH Agus Salim, Rohana Kudus, HR Rasuna Said, Moh Natsir, Tan Malaka dan lainnya. Beliau para tokoh dan para pejuang bangsa, sosok pembelajar yang baik, dan menjadi keteladanan seluruh kader Partai," jelas Hasto.