Harga Minyak Goreng Sudah Turun, Tapi Pedagang Sembako di Jakarta Barat Belum Lihat Wujudnya
Minyak Goreng/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah menetapkan pemberlakuan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah dan kemasan premium sejak Selasa 1 Februari. Harga minyak goreng kemasan premium seharga Rp14.000, kemasan sederhana Rp 13.500 dan kemasan curah Rp11.500.

Namun tetap saja penetapan itu dikeluhkan sejumlah pedagang di pasar karena stok tidak mendukung. Seperti yang dikatakan Totok, salah satu pedagang sembako (sembilan bahan pokok) di Pasar Kalideres, Jakarta Barat.

Hingga kini, Totok mengaku sama sekali belum pernah mendapat stok minyak goreng murah dari distributor.

"Saya selama ini belum dapat minyak goreng murah. Jujur, selama ini saya cuma dengar doang kalau ada minyak murah, tapi enggak pernah lihat ada stoknya. Jadi seperti aturan bohongan," kata Totok saat dihubungi wartawan, Kamis 3 Februari.

Totok mengatakan, program harga ini dikhawatirkan dapat membuat bangkrut agen-agen dan pedagang.

"Soalnya, kita yang punya stok lama kan jadi ga laku. Itu program ngawur. Kita kan stok banyak harga lama, jadi ga laku," ujar Totok.

Bahkan operasi pasar penjualan harga minyak murah justru menyengsarakan para pedagang.

"Di sisi lain, operasi pasar jor-joran di mana-mana. Saya aja rugi, engga laku, engga ada yang mau beli karena ada minyak yang lebih murah," ujarnya.

Terpisah, pedagang di Pasar Slipi, Jakarta Barat juga mengeluhkan hal serupa. Pedagang mengaku masih kesulitan mendapatkan stok minyak goreng murah dari distributor.

Salah satu pedagang, Syawal, mengaku baru sekali mendapatkan stok minyak goreng kemasan dengan harga murah dari distributor.

"Saya baru sekali ini dapat jatah dari distributor, dapat yang kemasan 2 liter. Itu pun didata siapa saja yang dapat, mungkin toko lainnya juga begitu," kata Syawal kepada wartawan.

Untuk mengantisipasi kerugian, Syawal mengaku jika dirinya tidak mengambil banyak ketika harga minyak tengah melonjak.

"Sebenernya balik lagi ke strategi pedagang sih. Kalau ambil banyak, pas harga turun gini kan repot. Saya mending kosong dari pada nanti harga turun jauh dan rugi terlalu gede," katanya.