Bagikan:

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberi sinyal mendukung pasangan calon berlatar belakang militer dan sipil atau sebaliknya. Hal ini sekaligus sebagai konsistensi PKS mengusung paslon nasionalis-religius.

"Karena faksi nasionalis-religius sudah berkolaborasi sejak awal persiapan kemerdekaan tahun 1945, saat perumusan ideologi Pancasila dan Konstitusi 1945," ujar Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan DPP PKS Al Muzzammil Yusuf kepada wartawan, Rabu, 2 Februari.

Soal siapa figur yang dimaksud, PKS belum menyebut nama. Diketahui, PKS mencalonkan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri untuk maju sebagai kandidat di pilpres mendatang. Artinya, jika Salim tetap dijagokan maka PKS tinggal mencari tokoh militernya.Â

Sementara tokoh dengan latar belakang militer, saat ini hanya Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masuk kandidat Pilpres 2024 berdasarkan hasil beberapa lembaga survei.

Menurut Al Muzammil, perwujudan (manifestasi) nasionalis-religius yakni duet militer-sipil atau sebaliknya. "Perwujudannya yakni kombinasi calon antara wilayah Indonesia barat (WIB)-Wita atau WIT. Bisa juga kombinasi sipil-militer atau militer-sipil, dan lain-lain," jelas Muzzammil.

Namun soal calon presiden/wapres, anggota Komisi I DPR dari PKS itu menilai masih terlalu dini."Tentang siapa nama calonnya, masih terlalu dini.

Saat ini, kata Al Muzammil, PKS akan proaktif berkomunikasi dengan partai lain sambil merekam aspirasi yang bermunculan. Baik dari kader dan simpatisan PKS maupun masyarakat secara luas.

"PKS akan proaktif, terus bersilaturahmi dan berdialog dengan para pimpinan partai. Dan tentu PKS akan merekam dan memperhatikan suara pilihan rakyat melalui berbagai hasil survei, termasuk suara aspirasi kader dan simpatisan PKS," katanya.