JAKARTA - Masyarakat Dayak Asli yang tergabung dalam Aliansi Borneo Bersatu, Bambang Irawan, mewanti-wanti pemerintah untuk mengikutsertakan orang Kalimantan asli dalam proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Jangan sampai, kata Bambang, warga lokal hanya menjadi "tukang cuci piring" di rumah sendiri. Pemerintah pusat menikmati hidangan, tapi tidak mau tahu urusan belakang.
"Jangan-jangan pemerintah hanya anggap kami monyet dan genderuwo. Keterlibatan kami orang lokal tidak ada, jangan sampai orang lokal sana hanya bagian cuci piringnya aja disini semua menikmati. Pusat menikmati kita bagian ribut-ributnya," ujar Bambang saat RDPU dengan Komisi III DPR, Kamis, 27 Januari.
Untuk diketahui, sebelumnya Perwakilan Forum Dayak Bersatu, Dicky Samuel, mencurigai pemerintah pusat memang menganggap warga Kalimantan sebagai monyet dan genderuwo lantaran tidak diperhatikan. Di mana, tidak ada putra putri Kalimantan yang ditunjuk untuk berkontribusi di pemerintahan.
"Jangan sampai kejadian yang menjadi catatan merah di Kalimantan terus terulang, terulang, soal ketidakadilan," lanjut Bambang.
BACA JUGA:
Bambang juga meminta presiden Joko Widodo memperhatikan Kalimantan yang selama ini sudah berkontribusi untuk negara. Di mana selalu setia menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia seharusnya bisa lebih diperhatikan dalam hal keadilan dan kesejahteraan.
"Pak Jokowi perhatikan lah daerah Kalimantan ini, berkontribusi terhadap Indonesia. Kami sebagai orang Dayak telah setia sampai saat ini, kami telah bersumpah di depan Soekarno di Jogja tahun 1957 kami tidak akan lari dan ingkar dari NKRI. Tolong perhatikan IKN di Kalimantan kami akan dukung sepenuhnya tapi tolong perhatikan," tegas Bambang.
Termasuk soal calon kepala otorita IKN, Bambang berharap, ada putra putri Kalimantan yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi.
"Banyak orang Kalimantan ini yang pintar pak, banyak pimpinan, banyak sejarah bupati, gubernur banyak. Dan akan jadi kekecewaan kami apabila aspirasi kami tidak diperhatikan. Kami jangan dijadikan bersih-bersih, jangan jadikan kami tukang cuci piring, jangan jadikan kami sebagai penonton ditempat kami," tandas Bambang.