JAKARTA - Kremlin menyebut kemungkinan sanksi personal yang akan dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, tidak akan menyakitkan tapi akan merusak.
Perihal sanksi personal datang saat Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menjawab pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan sanksi jika Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut, ancama sanksi tersebut tidak akan menyakitkan secara personal bagi Presiden Putin. Tetapi, secara politik merusak.
"Sanksi individu terhadap Presiden Putin tidak menyakitkan (tetapi) merusak secara politik", kata Peskov, yang sebelumnya mengatakan sanksi itu akan sama dengan memutuskan hubungan diplomatik, mengutip Reuters 26 Januari.
Lebih jauh Peskov mengatakan, anggota Kongres dan senator AS yang membahas sanksi pribadi terhadap para pemimpin tinggi Rusia tidak mengetahui fakta bahwa mereka secara hukum dilarang memegang aset, properti, dan rekening bank di luar negeri.
Mengomentari seruan untuk membekukan aset Presiden Putin, Dmitry Peskov mengatakan, Presiden Rusia menyimpan uang di Bank Rossiya yang sudah dikenai sanksi, mengutip Sputnik News.
Untuk diketahui, Presiden Biden mengatakan pada Hari Selasa, sanksi pribadi terhadap Presiden Putin, meskipun merupakan langkah yang langka, dapat dianggap sebagai bagian dari upaya bersama oleh Amerika Serikat dan sekutunya untuk meyakinkan Moskow bahwa setiap agresi baru terhadap Ukraina akan menimbulkan kerugian besar dan cepat.
Berbicara kepada wartawan, Presiden Biden ditanya apakah dia akan melihat dirinya menjatuhkan sanksi secara langsung kepada Presiden Putin jika Rusia menginvasi Ukraina.
"Ya," jawabnya. "Aku akan melihatnya," lanjut Presiden Biden.
Sanksi langsung AS terhadap para pemimpin asing jarang terjadi. Lainnya yang telah menghadapi sanksi termasuk Venezuela Nicolas Maduro, Suriah Bashar al-Assad dan Libya Muammer Gaddafi.
BACA JUGA:
Presiden Biden mengatakan pada Hari Selasa, dia dapat mengerahkan pasukan AS dalam waktu yang lebih dekat, tetapi mengesampingkan pengiriman pasukan AS sepihak ke Ukraina, yang bukan anggota NATO.
"Tidak akan ada pasukan Amerika yang bergerak ke Ukraina," tegasnya.
Diketahui, Pentagon telah menyiagakan sekitar 8.500 tentara AS di Eropa dan Amerika Serikat untuk siap dikerahkan ke sayap timur NATO jika diperlukan.
Sementara sejauh ini, NATO memiliki sekitar 4.000 tentara di batalyon multinasional di Estonia, Lituania, Latvia dan Polandia, didukung oleh tank, pertahanan udara dan unit intelijen dan pengawasan.