JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menyamakan penggunaan aturan-aturan Barat sebagai ganti hukum internasional dengan kolonialisme klasik.
Berbicara di Forum Parlemen BRICS, Pemimpin Kremlin memberikan gambaran tentang perilaku elite penguasa di negara-negara yang disebut sebagai negara dengan miliaran dolar emas.
"Bertindak bertentangan dengan logika sejarah dan bahkan sering kali merugikan kepentingan jangka panjang rakyat mereka sendiri, mereka sekarang berusaha untuk membangun semacam tatanan berdasarkan apa yang disebut aturan mereka, yang belum pernah dilihat, dibahas dan diterima oleh siapa pun," kata Presiden Putin, dilansir dari TASS 12 Juli.
"Aturan-aturan ini ditulis dan disesuaikan kembali untuk setiap situasi demi kepentingan mereka yang menganggap diri mereka luar biasa dan telah memberikan hak kepada diri mereka sendiri untuk mendiktekan keinginan mereka kepada orang lain," lanjutnya.
"Itu persis dalam tradisi terbaik kolonialisme klasik. Ini adalah upaya yang jelas untuk menggantikan hukum internasional yang sah, upaya untuk menciptakan monopoli atas kebenaran hakiki. Monopoli seperti itu merusak," urainya.
"Tekanan semakin meningkat pada mereka yang memiliki posisi sendiri," lanjutnya. Bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional, yang berlaku adalah pemaksaan yang kuat, sanksi sepihak, dan penerapan aturan perdagangan secara selektif," tandas Presiden Putin.
Ditambahkan olehnya, para elite dari apa yang disebut negara-negara miliaran emas dengan keras menentang upaya anggota BRICS untuk menciptakan tatanan dunia multipolar.
BACA JUGA:
"Kami sangat menyadari bahwa pembentukan tatanan dunia yang mencerminkan keseimbangan kekuatan yang nyata, realitas geopolitik, ekonomi, dan demografi yang baru, merupakan proses yang rumit dan dalam banyak hal, sayangnya, bahkan menyakitkan," kata presiden.
"Upaya para anggota BRICS dan negara-negara berkembang lainnya menghadapi perlawanan keras dari para elit penguasa dari apa yang disebut negara-negara miliaran emas," pungkas Presiden Putin.