Setahun Lalu Bergelimang Cuan Miliaran Rupiah Borong 176 Mobil 'Mewah', Warga Desa di Tuban Nasibmu Kini
Ilustrasi-Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Februari 2021 lalu warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur bikin geger. Sehari-harinya bekerja sebagai petani, warga mendadak jadi miliarder hasil pembebasan lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak seluas 21.410 meter persegi.

Rata-rata warga menerima ganti rugi miliaran rupiah saat tanahnya dibeli Pertamina. Menariknya, usai menerima cuan miliaran rupiah, warga 'kompak' membeli mobil mewah. Bahkan, proses mendatangkan mobil-mobil ke rumah warga dikawal langsung patroli pengawalan (Patwal) polisi.

Video kedatangan mobil mewah ini pun viral dan menyita perhatian netizen. Salah satu akun yang mengunggah adalah akun bernama Berkelana ke grup Facebook Jaringan Informasi Tuban (Jitu) dengan diberikan keterangan "Barokallah dan tiga emoticon tangan menadah".  Sontak postingan tersebut dibanjiri komentar.

Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto saat dikonfirmasi membenarkan unggahan viral pembelian mobil. Mobil tersebut dibeli dari Surabaya oleh warga menggunakan uang yang berasal dari ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak.

"Iya mas benar, warga membelinya berkelompok pada Minggu kemarin, 14 Februari. Total ada 17 mobil yang dibeli dan semuanya baru merk Toyota," katanya saat dikonfirmasi, Selasa, 16 Februari 2021 lalu. 

Tangkapan layar Twitter warga membeli mobil

Para warga membeli mobil baru menggunakan uang yang berasal dari pembayaran ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan Kilang Tuban atau New Grass Root Refinery (NGRR) di wilayah Kecamatan Jenu. Meraka telah mengambil uang ganti rugi lahan melalui proses penetapan Konsinyasi di Pengadilan Negeri (PN) Tuban.

"Warga telah mengambil uang ganti rugi lahan melalui Konsinyasi dan sebagian uangnya digunakan untuk membeli mobil," kata Gihanto.

Gihanto menjelaskan, di desa ini tercatat ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga sampai saat ini. Di mana, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil dengan menggunakan uang tersebut.

"Ada sekitar 176 mobil baru yang dibeli warga, itu belum yang mobil bekas. Warga membeli dengan menggunakan uang dari pembebasan lahan proyek kilang. Satu orang ada yang beli dua sampai tiga mobil," katanya.

Di Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek Nasional tersebut.

"Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak," kata Kades yang juga beli mobil baru Avanza warna putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp680.000 per meter persegi. Penentuan nilai harga lahan milik warga itu telah diputuskan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) setalah melakukan penghitungan harga melalui appraisal. "Harga ganti rugi lahan di sini sekitar Rp600 ribu dan tertinggi Rp800 ribu per meter persegi," katanya.

Rata-rata warga Desa Sumurgeneng mendapatkan uang ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak sebesar Rp8 miliar. Selain itu, ganti rugi yang diterima warga paling sedikit sekitar Rp35 juta dan paling banyak Rp28 miliar."Paling banyak sekitar Rp28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan di sini," ujarnya.

Nasib Warga Kini

Berbanding terbalik dengan kondisi setahun lalu, kini warga Tuban mengeluh. Cuan miliaran dari ganti rugi yang diterima ludes. Ada beberapa warga mengaku menyesal telah menjual tanah mereka.

Di beranda Twitter misalnya, tagar Rp2,5 miliar mendadak trending dan dibahas oleh netizen. Munculnya tagar ini bermula dari pengakuan beberapa petani di Tuban yang menyesal telah menjual tanah.

Ekspresi kekecewaan petani ini pun ditumpahkan dengan menggelar aksi unjuk rasa di Kantor PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban.

Musanam (60), salah satu petani yang menyesal penjualan tanah, menuntut Pertamina untuk menepati janji memberikan pekerjaan. Untuk bertahan hidup setelah uangnya ludes, Musanam terpaksa menjual sapi miliknya.

"Dulu punya enam ekor sapi, sudah dijual tiga untuk hidup sehari-hari dan tersisa tiga ekor," kata Musanam dilokasi demonstrasi.

Mugi (59) warga lainnya pun mengungkap getir yang sama. Dulunya dia memiliki lahan seluas 2,4 hektare dan menerima ganti rugi sebesar Rp2,5 miliar.Uang Mugi sudah habis untuk keperluan hidup sehari-hari. Sebagiannya ditabung.

Mugi, juga warga lain yang menggelar aksi meminta Pertamina menepati janjinya dalam memberikan pekerjaan. Dulu, sebelum menjual tanah, Mugi mengaku dijanjikan pekerjaan oleh Pertamina.