Petani Tuban Mendadak Jadi Miliader, Mari Simak Tips Kelola Uang Agar Tak Cepat Habis
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Ratusan merek mobil baru didatangkan ke Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Mobil-mobil itu dipesan oleh para warga yang mendadak jadi miliarder karena mendapat uang pembebasan lahan proyek pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).

Pembebasan lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, seluas 21.410 meter dibayarkan Pertamina dengan kisaran Rp600 hingga Rp800 ribu per meter. Bahkan, ada warga yang mendapat ganti rugi sampai Rp26 miliar.

Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto mengatakan jumlah warga terdampak pembangunan proyek ini mencapai 280 jiwa. Mereka menyepakati lahan miliknya dijual untuk proyek nasional.

Menurut Gihanto, jumlah mobil yang diborong warganya sebanyak 176 unit. "Video kemarin yang beredar baru 17 mobil baru, satu rumah ada yang beli dua sampai tiga mobil baru," katanya, Rabu, 17 Februari.

Sementara itu, Sales di Dealer Arina Motor Gresik, Hari, mengatakan video pengiriman sejumlah unit mobil baru di Desa Sumurgeneng yang viral di media sosial beberapa hari lalu itu berasal dari dealer tempat dia bekerja. 

"Berita di media itu bilangnya beli di Surabaya, padahal beli di dealer kami," kata Hari, dikonfirmasi, Rabu, 17 Februari.

Sebanyak sepuluh unit mobil Toyota dibeli warga Sumurgeneng secara bersamaan di dealer Arina Motor Gresik. Kebanyakan yang dibeli warga ialah Innova keluaran terbaru seharga kira-kira Rp380 juta per unit. 

"Ada juga satu unit Rush, lalu satu unit Yaris. Semuanya keluaran tahun 2021," ujarnya. 

Sepuluh mobil itu dibeli secara tunai. Nah, pada Minggu lalu, 14 Februari, dealer melakukan pengiriman tujuh unit secara bersamaan ke Desa Sumurgeneng. Video pengiriman tujuh unit yang tersebar dan viral di media sosial.

"Yang tiga unit masih akan dikirim selanjutnya," ujarnya. 

Kesepuluh unit mobil yang dibeli warga Sumurgeneng yang kini disebut Kampung Miliarder itu, lanjut Hari, dibeli masing-masing oleh satu orang. Dia menerima informasi masih ada tambahan pemesanan unit lagi oleh warga Sumurgeneng.

Tips kelola uang agar tak cepat habis

Direktur Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF ), Tauhid Ahmad mengatakan sebetulnya aksi borong mobil bersamaan merupakan hak warga Tuban untuk membelanjakan uangnya. Namun, ia menilai akan lebih baik jika uang tersebut dibelanjakan untuk sesuatu yang produktif.

"Sebetulnya hak mereka untuk membeli mobil. Namun alangkah baiknya uang itu digunakan untuk sesuatu yang produktif. Karena kan tanah yang mereka jual ini punya nilai tinggi," katanya, saat dihubungi VOI, Rabu malam, 17 Februari.

Tauhid mengatakan, seharusnya saat Pertamina memberikan pemahaman bahwa uang ganti rugi lahan ini harus digunakan dan dikelola dengan baik. Dengan begitu, akan muncul pemahaman di masyarakat bagaimana harus mengelola uang.

Berikut tips kelola uang dengan baik:

1. Belajakan uang untuk investasi bernilai tinggi

Kata Tauhid, para warga Tuban dapat membelanjakan uangnya untuk investasi. Misalnya, dengan membeli emas. Menurut dia, emas memiliki nilai yang tinggi dan tidak menyusut dikemudian hari.

"Uang miliaran itu bisa dibelikan emas untuk investasi. Tidak perlu investasi saham yang sulit. Belikan saja emas," katanya.

Menurut Tauhid, uang yang mereka punya juga bisa digunakan untuk membeli tanah untuk lahan pertanian. Dengan begitu mereka masih tetap bisa bekerja dan menghasilkan uang.

"Belikan tanah kembali atau mereka bisa beli hewan ternak. Jadi mereka bisa berkerja bajak sawah dengan hewan ternak tersebut," tuturnya.

2. Simpan uang untuk investasi pendidikan anak

Tak hanya itu, kata Tauhid, para petani di Tuban juga dapat membagi uangnya dari total yang mereka dapat untuk investasi pendidikan anak.

"Simpan uangnya untuk pendidikan anak. Jadi jangan semuanya dibelanjakan untuk sesuatu yang konsumtif. Mungkin mereka di sana sudah punya rumah, jadi memilih beli mobil. Tidak apa. Tapi kalau beli sampai tiga mobil, agak disayangkan," katanya.

3. Simpan uang untuk kebutuhan darurat

Menurut Tauhid, para petani di Tuban juga perlu menyisihkan uangnya untuk penggunaan kebutuhan darurat. Sehingga saat mengalami kesulitan, mereka masih memiliki uang simpanan.

"Uangnya disimpan, ditabung untuk penggunaan darurat. Misalnya untuk berbelanja kebutuhan pokok bisa juga. Atau untuk penggunan lainnya," ujarnya.