JAKARTA - Anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak memprediksi bahwa gelaran Formula E, meski dapat berjalan, tidak akan sukses seperti yang diharapkan Pemprov DKI.
Hal ini didasarkan pada hasil rapat kerja Komisi B DPRD bersama BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara.
Dalam rapat tersebut, Jakpro mengaku bahwa pihaknya belum mendapat kepastian sponsor jelang empat bulan pelaksanaan Formula E. Belum lagi, proses lelang tender yang dinyatakan gagal dan harus melakukan tender ulang.
"Makanya, kalau melihat kondisi sekarang, yang lebih terasa bagi kita adalah meski ini berjalan, tidak akan sukses," kata Gilbert saat dihubungi, Selasa, 25 Januari.
Sehingga, Gilbert memandang pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria, Bambang Soesatyo (Bamsoet), hingga Ahmad Sahroni selaku ketua panitia Formula E terlalu berlebihan.
Mereka diketahui sempat berkali-kali menegaskan bahwa ajang balap mobil listrik ini tak lagi menggunakan APBD karena akan mencari sponsor.
"Pernyataan yang dilontarkan, Gubernur, Wagub sampai pelaksana termasuk Bamsoet dan Sahroni agak bombastis, berlebihan dan jadi tidak nyaman. Buktinya belum ada kemarin dana pihak ketiga yang masuk, jadi masih murni dana APBD dan dana korporasi Jakpro.
Kemarin, Komisi B DPRD DKI mencecar BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait rencana penyelenggaraan Formula E yang dilaksanakan lima bulan lagi. Dalam rapat komisi ini, terungkap bahwa Jakpro belum memegang dana pembangunan sirkuit Formula E yang dikabarkan berasal dari sponsor.
Awalnya, DPRD bertanya soal rencana yang akan dilakukan Jakpro untuk menutup kebutuhan biaya penyelenggaraan. Managing Director Formula E Jakpro, Gunung Kartiko menjawab, dana ini akan didapatkan dari pihak sponsor.
Namun, Gunung mengaku bahwa saat ini dana sponsor untuk menutupi kekurangan biaya gelaran Formula E belum masuk. Kata dia, belum ada perjanjian sponsorship yang sudah dilakukan secara resmi.
BACA JUGA:
"Kita akan tutup rencananya dari sponsorship dan partnership. Jadi, sponsorship belum secara resmi kita open. Tapi, secara verbal secara pendekatan networking yang berminat, walaupun belum bisa kita declare (umumkan) di sini, karena belum ada hitam di atas putih," jelas Gunung.
Anggata Komisi B DPRD DKI Manuarai Siahaan menanggapi penjelasan Gunung. Ia mengaku heran karena ternyata belum ada dana yang didapatkan dari pihak sponsor. Padahal, dana tersebut dibutuhkan untuk membayar kontrak pengerjaan sirkuit kepada perusahaan pemenang tender.
Gunung menjawab, untuk sementara ini, Jakpro memiliki dana talangan sebesar Rp50 miliar yang bersumber dari dana korporasi mereka. "Jadi, dana korporasi ada secara cash," ucap Gunung.