Lebih dari 100 Ekor Anjing Berhasil Diselamatkan dari Peternakan Daging Anjing di Korea Selatan
Ilustrasi anjing. (Wikimedia Commons/Piotrus)

Bagikan:

JAKARTA - Russell si anjing pernah ditakdirkan untuk menjadi makanan, karena ia dikurung di kandang kawat kotor di peternakan daging anjing di Jeonju, Provinsi Jeolla Utara. Tapi, nasibnya berubah setelah diselamatkan Oktober lalu, dan dia diterbangkan ke Toronto, Kanada untuk mencari keluarga baru tiga bulan kemudian.

Russell adalah salah satu dari 110 anjing yang diselamatkan dari peternakan daging anjing di seluruh negeri tahun lalu oleh kantor Humane Society International (HSI) Korea Selatan, sebuah kelompok hak asasi hewan yang berbasis di Amerika Serikat.

Anjing-anjing yang berhasil diselamatkan tersebut diterbangkan ke Amerika Serikat dan Kanada untuk diadopsi di luar negeri antara 14 dan 18 Januari.

Menumpang penerbangan terakhir yang dijadwalkan pada 18 Januari adalah 18 anjing yang diselamatkan bersama dari peternakan daging anjing di Jeonju, Provinsi Jeolla Utara. Mereka tiba di area karantina di Bandara Internasional Incheon dengan menggunakan truk.

Merengek dan gemetar, dengan telinga rata dan ekor terselip di antara kaki belakang mereka, anjing-anjing itu menjalani karantina, setelah itu mereka dipindahkan ke area kargo.

Nara Kim, seorang manajer kampanye di HSI, mencoret-coret dengan spidol di peti, 'manis', 'indah', 'pemalu', 'lembut', 'takut', dan 'Saya mungkin perlu sedikit waktu', menggambarkan masing-masing kepribadian anjing, untuk rekan-rekannya yang akan menyapa mereka di Toronto.

Dia kemudian membersihkan peti mereka satu per satu dan mengemasnya dengan makanan dan air sebagai persiapan untuk perjalanan berjam-jam.

"Anjing-anjing yang berangkat hari ini semuanya sangat manis dan tidak ada yang agresif. Dan untungnya, mereka semua dalam kondisi stabil untuk penerbangan. Setelah mendarat di Toronto, mereka akan melakukan perjalanan dengan bus ke tempat penampungan yang berafiliasi dengan HSI di Montreal," terang Kim, melansir Korea Times 24 Januari.

anjing
Ilustrasi anjing. (Wikimedia Commons/울프파크)

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para aktivis lokal, anjing-anjing itu memulai perjalanan panjang untuk kehidupan baru, meninggalkan industri daging anjing Korea di belakang mereka.

Tetapi, mereka tidak akan tersedia untuk diadopsi segera setelah mereka tiba di Kanada, kata Kim, karena anjing-anjing itu akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

"Mereka akan siap untuk diadopsi setelah menerima perawatan hewan, rehabilitasi, dan evaluasi perilaku yang diperlukan di tempat penampungan. Tergantung pada kepribadian dan kondisi kesehatan masing-masing anjing, prosesnya mungkin memakan waktu beberapa minggu hingga bulan," paparnya.

"Tapi saya yakin pada akhirnya, mereka semua akan dapat menemukan keluarga permanen," tandas Kim.

Kim, yang telah mengunjungi lebih dari 20 peternakan daging anjing di Korea, mengatakan, anjing datang dalam berbagai ukuran dan ras.

"Sayangnya, yang besar memiliki peluang hampir nol untuk menemukan pemilik baru di Korea, karena orang-orang di sini lebih memilih breed yang lebih kecil. Dan mengirim mereka ke tempat penampungan lokal yang penuh sesak bukanlah pilihan. Jadi bagi mereka, kami telah mengatur adopsi luar negeri di AS, Kanada dan Inggris Raya," ungkapnya.

Sejak 2015, organisasi tersebut telah mengirim sekitar 2.500 anjing ke luar negeri, di antaranya, 95 persen telah menemukan keluarga baru, katanya.

Seiring dengan menurunnya industri daging anjing di Korea Selatan, peternak daging anjing lokal semakin berusaha untuk meninggalkan industri ini demi masa depan yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan.

Dengan mendukung para petani ini sejak 2015 melalui kampanye "Model untuk perubahan", kantor HSI Korea telah berhasil menutup 17 peternakan daging anjing, serta Pasar Ternak Gupo di Busan, pasar daging anjing terbesar di kota itu.

Melalui kontrak individu dengan pemilik peternakan, sebagai imbalan untuk menutup fasilitas dan menyerahkan anjing untuk diadopsi, LSM menawarkan dukungan keuangan kepada pemilik peternakan untuk membantu mereka beralih ke profesi baru.

Kim berkata, "Pemilik peternakan sendiri tahu betul, industri daging anjing sedang memudar. Mereka sangat putus asa untuk strategi keluar, tetapi mereka tidak tahu bagaimana memulai karir baru di usia mereka."

anjing
Ilustrasi penjual daging anjing di Gyeongdong Market, Seoul, Korea Selatan. (Wikimedia Commons/Gaël Chardon)

Sekitar 17 pemilik peternakan yang telah berpartisipasi dalam kampanye sejauh ini telah pergi ke sektor lain seperti pengiriman, mengemudi truk, konstruksi dan pertanian sayuran. Kim menambahkan bahwa kontrak tersebut secara khusus melarang mereka memasuki kembali industri hewan.

HSI memandang model kampanye seperti itu, jika diperluas ke tingkat yang dipimpin pemerintah, bisa menjadi solusi yang layak untuk mengatasi isu kontroversial penghentian praktik konsumsi daging anjing di Korea.

Terlepas dari upaya penyelamatan terus menerus dari organisasi hak-hak hewan, diperkirakan 1 juta hingga 2 juta anjing masih dipelihara di lebih dari 3.000 peternakan di seluruh Korea Selatan, menghabiskan seluruh hidup mereka dikurung di kandang kecil yang kotor tanpa makanan atau perawatan yang layak, menonton tanpa daya anjing lain mati.

"Sebagai organisasi nirlaba, kami tidak dapat memberikan dukungan keuangan yang cukup kepada setiap individu yang memilih untuk meninggalkan peternakan daging anjing mereka. Jadi kami berencana untuk secara aktif mengusulkan program kami untuk tercermin dalam rencana pemerintah untuk menghapus industri daging anjing secara bertahap, yang harus termasuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada pemilik pertanian," tutur Kim.

Untuk diketahui, setelah perdebatan selama beberapa dekade mengenai larangan konsumsi daging anjing, diskusi telah mendapatkan momentum, setelah peluncuran satuan tugas bersama yang dibentuk oleh pemerintah bulan lalu.

Gugus tugas, yang terdiri dari pejabat dari kementerian terkait Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan dan Kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan berencana mengumpulkan data tentang praktik konsumsi daging anjing saat ini, yang melibatkan penelitian di peternakan daging anjing, rumah potong hewan, pasar dan restoran.

"Sangat menggembirakan bahwa pemerintah telah meluncurkan satuan tugas pan-pemerintah. Kami melihat ini sebagai langkah maju yang besar," tandas Kim. Tetapi pada saat yang sama, dia menunjukkan bahwa pihak berwenang harus membuat peta jalan yang terperinci.

Kang Dong-yoon, seorang pejabat di Kementerian Pertanian yang mengepalai gugus tugas, mengatakan pihaknya bertujuan untuk membuat kemajuan yang berarti dalam paruh pertama tahun ini.

"Kami sedang melakukan inspeksi lokasi bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pejabat mengunjungi peternakan daging anjing, pasar, dan restoran. Kami juga akan segera melakukan survei nasional, untuk mengumpulkan pendapat dari publik," jelasny kepada Korea Times.

Dia juga menambahkan, komite yang dipimpin pemerintah yang terdiri dari para ahli dan perwakilan dari industri daging anjing dan kelompok hak-hak hewan mengadakan pertemuan secara teratur.