Kedubes Rusia di Korut Tepis Kabar Kim Jong-un Paksa Rakyatnya Makan Anjing Peliharaan
Ilustrasi (Unsplash/Anoir Chafik)

Bagikan:

JAKARTA - Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Korea Utara (Korut) membantah berita terkait warga Korut yang dipaksa menyerahkan anjing peliharaan mereka untuk dimakan. Kabar tersebut berawal dari surat kabar di Korea Selatan (Korsel), Chosun.

Media itu memberitakan Pemimpin Korut Kim Jong-un melarang kepemilikan hewan peliharaan karena dianggap sebagai bagian dari ideologi borjuis. Otoritas Korut memandang anjing peliharaan sebagai simbol kemunduran kapitalis, tulis surat kabar itu. 

"Pihak berwenang telah mengidentifikasi rumah tangga dengan anjing peliharaan dan memaksa mereka untuk menyerahkan atau menyita secara paksa," tulis Harian Chosun. 

Selain itu, Chosun juga menulis langkah tersebut sebagai respon atas krisis pangan di Korut. Beberapa ekor anjing dikirim ke kebun binatang yang dikelola pemerintah atau dijual ke restoran daging anjing. Laporan yang ditulis oleh mantan pembelot Korut itu disadur berbagai media termasuk di Inggris.

Namun, Kedubes Rusia membantah kabar itu. Mereka menuding media asing menyebarkan rumor tak benar.

Melansir SCMP, pihak Kedubes Rusia mengatakan bahwa memelihara hewan peliharaan menjadi sebuah mode di Pyongyang. Adalah lazim melihat anjing berjalan dengan pemiliknya di jalan-jalan Pyongyang dan kota-kota di Korut lainnya. Pengembangbiakan anjing dilakukan setelah Kim Jong-un mengidentifikasinya sebagai tanda masyarakat modern.

Meski demikian, pejabat Kedubes Rusia baru-baru ini diberitahu untuk tidak membiarkan hewan peliharaan mereka keluar dari mobil ketika berjalan-jalan di taman. Namun mereka mengatakan hal tersebut dilakukan karena aturan yang lebih ketat yang bertujuan untuk membatasi penyebaran COVID-19.

Tradisi Lama 

Diketahui, mengonsumsi daging anjing merupakan tradisi lama di Korea. Mereka biasanya menyajikan hidangan tersebut pada musim panas. 

Tapi kebiasaan itu menurun tajam di Korsel ketika memelihara hewan termasuk anjing menjadi bagian dari kehidupan. Sementara di Korut kebiasaan itu tetap populer, hidangan anjing masih banyak disajikan di banyak restoran Pyongyang.

Dugaan kabar perintah konsumsi daging anjing oleh Korut menguat, karena kabarnya Korut sedang mengalami krisis pangan. Hal itu karena adanya kegagalan panen yang disebabkan oleh banjir baru-baru ini. Selain itu faktor pandemi COVID-19 dan sanksi internasional atas program nuklir negara tersebut juga turut memperburuk krisis negara totalitarian tersebut.

Sementara itu, media yang dikendalikan negara mempromosikan manfaat kesehatan daging anjing. Mengklaim bahwa daging anjing meningkatkan kesehatan usus dan memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari ayam, babi, sapi atau bebek.