Bagikan:

JAKARTA - KPK tancap gas menyelidiki dugaan korupsi gelaran Formula E di Jakarta. Sejumlah orang dimintai keterangan termasuk mantan Dubes AS Dino Patti Djalal.

"Benar, permintaan keterangan dan klarifikasi kegiatan penyelidikan oleh KPK," kata Plt Juru Bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri kepada wartawan, Rabu, 19 Januari.

Meski membenarkan pemeriksaan tersebut, namun Ali tak memerinci apa yang ditanyakan terhadap mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Penyebabnya, dugaan korupsi terkait lomba balap itu masih dalam proses penyelidikan.

"Karena saat ini masih penyelidikan tentu kami tidak bisa sampaikan materinya," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, KPK menggali informasi untuk menyelidiki dugaan korupsi pelaksaan Formula E di Jakarta. Salah satunya dengan mempelajari dokumen yang diserahkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

"Sekarang (dokumen, red) dipelajari oleh penyelidik. Pasti dipelajari semua dokumen-dokumen itu," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada wartawan yang dikutip Kamis, 30 Desember.

Penyelidik, sambung Alexander, juga mempelajari aliran uang terkait pelaksanaan ajang balap tersebut. Termasuk, menelisik perihal commitment fee yang dalam pembayarannya disebut-sebut lebih mahal daripada negara penyelenggara lain.

"Terkait dengan misalnya apa benar penyelenggara di negara lain enggak pakai commitment fee dan yang lainnya, itu kan harus didalami. Dikonfirmasi," ujarnya.

"Kemudian terkait berapa jumlahnya, itu transfernya ke mana. Itu juga pasti didalami apakah transfer ke pemilik Formula E, itu juga pasti ditanyakan. Itu kan informasi-informasi yang sifatnya mendasar," imbuh Alexander.

Tak sampai di situ saja, pemilihan tempat wisata Ancol di Jakarta Utara juga akan ditelisik oleh KPK. Menurut Alexander, pemilihan tempat itu tidak mungkin secara mendadak sehingga patut ditelisik.

"Formula E kan venuenya sudah ditentukan di Ancol, bulan Juli. Nah, itu harusnya sudah ada kepastian. Nanti kita lihat apakah pembiayaannya hanya sebatas Rp500 miliar atau ada yang lain," jelasnya.

Selain itu, penelisikan juga dilakukan karena adanya pengunaan uang swasta dan sponsor untuk menyokong pelaksanaan balapan mobil listrik itu. "Dari ketua panitianya sendiri bilang akan menggunakan dana swasta atau sponsor. Ya, kita lihat nanti," ujarnya.