JAKARTA - Dua rumah sakit (RS) di Kota Xi'an yang terkunci, China, termasuk satu rumah sakit yang menolak merawat seorang wanita hamil delapan bulan yang kemudian keguguran, telah ditutup sementara mereka "memperbaiki" kesalahan, kata pihak berwenang pada Kamis.
Kota bersejarah itu, salah satu dari beberapa di China yang mengalami wabah virus corona, telah menjalani penguncian di rumah yang ketat selama tiga minggu sejalan dengan strategi "nol-Covid" Beijing.
Pejabat tinggi kesehatan terpaksa meminta maaf pekan lalu, setelah unggahan media sosial yang menyedihkan, termasuk foto dan video wanita yang duduk di bangku plastik di luar Rumah Sakit Gaoxin dalam genangan darah, memicu kemarahan atas pemberlakuan aturan yang keras di kota besar itu.
Dia ditolak perawatan karena tes COVID-19 negatifnya turun sedikit di luar persyaratan 48 jam. Ia pun harus meneria kehilangan janin yang tengah dikandungnya.
Dalam insiden terpisah di rumah sakit kedua, seorang warga Xi'an mengatakan ayahnya meninggal pekan lalu, setelah dia tidak bisa mendapatkan perawatan medis untuk penyakit jantung karena "aturan terkait pandemi".
Kedua rumah sakit telah diberi peringatan keras, dengan operasionalnya ditangguhkan selama tiga bulan ke depan untuk pebaikan. Dan, hanya diizinkan untuk beroperasional kembali setelah mendapat persetujuan.
Komisi kesehatan kota mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Kamis, kedua rumah sakit telah gagal melakukan tugas mereka menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan yang terluka.
"Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam penyelamatan, diagnosis dan perawatan pasien yang sakit kritis, menimbulkan perhatian publik yang luas dan memiliki dampak sosial yang buruk," jelas otoritas kesehatan, mengutip CNA 13 Januari.
Diketahui, Rumah Sakit Gaoxin telah diberitahu untuk menangguhkan manajer umum dan memberhentikan beberapa anggota staf. Rumah sakit kedua memecat ketuanya, menskors wakil kepala dan menghapus kepala perawat departemen rawat jalan.
BACA JUGA:
Pemerintah setempat telah menghadapi kritik luas atas penanganan krisis tersebut, dengan banyak penduduk mengeluh bahwa mereka tidak memiliki akses ke makanan dan persediaan sehari-hari setelah diberitahu bahwa mereka tidak dapat meninggalkan rumah mereka.
Untuk diketahui, kasus-kasus mulai melambat di Xian dalam beberapa hari terakhir, dengan hanya enam yang dilaporkan pada Hari Kamis. Total sejak 9 Desember, ada lebih dari 2.000 infeksi domestik di kota itu.